Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Pengungsi di Rakhine Myanmar di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 30/07/2021, 18:46 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Al Jazeera

RAKHINE, KOMPAS.com - Lockdown yang diberlakukan untuk mengekang penyebaran Covid-19 telah membuat pengungsi di desa di Rakhine, Myanmar, sepenuhnya bergantung pada sumbangan.

Kekhawatiran pun tumbuh. Ribuan orang pun terlantar di Negara Bagian Rakhine barat Myanmar.

Dilansir Al Jazeera, mereka dikurung setelah ditemukannya infeksi Covid-19 di kamp-kamp.

Mereka juga disebut tidak bisa mendapatkan cukup makanan untuk dimakan.

Baca juga: Cerita Diaspora Indonesia Selama Lockdown Gelombang Ketiga Covid-19 di Myanmar

Kamp Sin Bawkaing untuk pengungsi internal (IDP), yang menampung hampir 4.000 orang, jadi lokasi terbaru yang terkena dampak pandemi Covid-19 yang semakin cepat menyebar di negara itu.

Kamp pun "dikunci" pasca-seorang wanita didiagnosis terinfeksi virus pada 14 Juli. Selanjutnya, lebih banyak kasus pun mulai bermunculan.

“Itu benar-benar mengejutkan dan saya tidak tahu bagaimana bertahan hidup,” ujar Win Nu, seorang ibu tiga anak berusia 33 tahun.

"Virusnya dapat menyebar dengan mudah ke seluruh kamp," tambahnya.

Baca juga: Sistem Pemerintahan dan Penduduk di Myanmar

Enam bulan setelah militer merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih Myanmar dalam kudeta yang memicu krisis politik dan ekonomi, negara itu kini menghadapi gelombang baru Covid-19 yang mematikan.

Pada Rabu (28/7/2021) Kementerian Kesehatan melaporkan 4.980 kasus baru dan 365 kematian.

Mereka mengklaim sudah melakukan 13.763 tes secara nasional, menunjukkan wabah itu jauh lebih besar daripada yang dilaporkan secara resmi.

Layanan pemakaman dan media lokal telah berbagi angka yang lebih tinggi. Kremasi dilaporkan mencapai 1.000 per hari di Yangon, kota terbesar di negara itu.

Tetapi Al Jazeera tidak dapat secara independen mengonfirmasi angka tersebut.

Baca juga: Junta Myanmar Tangkap Para Dokter yang Rawat Pasien Covid-19

“Sekali seseorang terinfeksi, lebih mudah menularkan ke orang lain,” kata Mra Tazaung Sayadaw, seorang biksu yang telah membantu para pengungsi.

Sampai saat ini, konflik Myanmar tak hanya membuat wabah Covid-19 semakin mengerikan.

Bagi pengungsi di Rakhine, yang sehari-hari hidup dalam kesulitan, Covid-19 menambah berat beban mereka, yang berpotensi terlantar dan terlunta-lunta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com