Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Menyebar di Afrika Selatan setelah Penangkapan Mantan Presiden Zuma

Kompas.com - 12/07/2021, 08:07 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

PRETORIA, KOMPAS.com - Puluhan orang telah ditangkap di Afrika Selatan saat kekerasan menyebar menyusul pemenjaraan mantan Presiden Jacob Zuma.

Pengunjuk rasa pro-Zuma pertama kali turun ke jalan, setelah pria berusia 79 tahun itu menyerahkan dirinya kepada pihak berwenang pada Rabu (7/7/2021), untuk memulai hukuman 15 bulan.

Baca juga: Mantan Presiden Afrika Selatan Akhirnya Menyerahkan Diri untuk Dipenjara

Tapi polisi sekarang mengatakan para penjahat mengambil keuntungan dari kekacauan, yang menyebar dari provinsi asal Zuma di KwaZulu-Natal ke Johannesburg, di Gauteng.

Melansir BBC pada Minggu (11/7/2021), gambar menunjukkan bangunan dan mobil terbakar.

Bagian dari jalan raya utama di Johannesburg, pusat ekonomi Afrika Selatan, harus ditutup setelah terdengar suara tembakan.

Polisi juga menanggapi laporan penjarahan di Johannesburg dan KwaZulu-Natal. Lebih dari 60 orang telah ditangkap sejauh ini. Tidak jelas apakah mereka terkait dengan protes pro-Zuma.

Juru bicara polisi KwaZulu-Natal Jay Naicker mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa petugas telah melihat "penjahat atau individu oportunistik mencoba memperkaya diri mereka sendiri dalam kondisi saat ini".

Protes telah menyebar dari provinsi KwaZulu Natal ke Johannesburg, seorang anggota keluarga bereaksi emosional setelah petugas mengeluarkan mayat saudaranya yang ditemukan di dalam sebuah toko yang terbakar, di Johannesburg, Afrika Selatan, Minggu, 11 Juli 2021. AP PHOTO/THEMBA HADEBE Protes telah menyebar dari provinsi KwaZulu Natal ke Johannesburg, seorang anggota keluarga bereaksi emosional setelah petugas mengeluarkan mayat saudaranya yang ditemukan di dalam sebuah toko yang terbakar, di Johannesburg, Afrika Selatan, Minggu, 11 Juli 2021.

Baca juga: Skandal Korupsi Afrika Selatan, Mantan Presiden Dipenjara 15 Bulan karena Mangkir

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menyerukan ketenangan pada Sabtu (10/7/2021).

Tetapi pada Minggu (11/7/2021) pengunjuk rasa dengan tongkat kayu, stik golf, dan cabang pohon terlihat berbaris melalui distrik pusat bisnis Johannesburg.

Pemenjaraan seorang mantan presiden belum pernah terjadi sebelumnya di Afrika Selatan, yang telah dicengkeram oleh kekacauan hukum Zuma.

Dia dijatuhi hukuman karena penghinaan terhadap pengadilan, setelah gagal menghadiri penyelidikan korupsi selama masa kepresidenannya.

Zuma menyangkal tuduhan korupsi dan tidak bekerja sama dalam proses hukum.

Kasus ini akan kembali ke Mahkamah Konstitusi pada Senin (12/7/2021).

Tim Zuma berharap hukumannya dibatalkan atau dikurangi. Pada Jumat (9/7/2021), Pengadilan Tinggi Afrika Selatan menolak upaya untuk menahan penangkapannya.

Baca juga: Afrika Selatan dalam Tekanan Ekstrem Varian Delta Saat Program Vaksin Covid-19 Berjalan Lambat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com