Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu di Afrika Selatan yang Mengaku Lahirkan 10 Bayi Ternyata Bohong

Kompas.com - 25/06/2021, 12:37 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber NYPost

PRETORIA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Gauteng menegaskan bahwa tidak ada catatan rumah sakit tentang kelahiran Gosiame Thamara Sithole, ibu asal Afrika Selatan yang mengaku telah melahirkan 10 bayi.

Bahkan menurut penyelidikan pemerintah setempat, Sithole dinyatakan tidak hamil.

Dilansir NY Post, pihaknya mengaku sudah melakukan pemeriksaan menyeluruh dengan semua rumah sakit di daerah tersebut demi membuktikan kebenaran klaim Sithole.

Tapi ternyata, Sithole yang mengaku mengalami "decuplet" alias melahirkan 10 bayi sekaligus, terbukti berbohong.

Baca juga: Diklaim Sudah Lahir, Keberadaan 10 Bayi Kembar Pertama Dunia Jadi Misteri

“Tidak ada rumah sakit di provinsi ini, baik pemerintah maupun swasta, yang memiliki catatan kelahiran seperti itu di fasilitas mereka,” kata pemerintah.

Saat ini, Sithole, yang berusia 37 tahun, masih menjalani evaluasi psikiatri 72 jam, yang saat ini diperpanjang sampai seminggu.

"Sekarang telah ditetapkan oleh praktisi medis bahwa Mrs Sithole tidak melahirkan bayi dalam beberapa waktu terakhir," ungkap pernyataan itu.

"Juga telah ditetapkan bahwa dia tidak hamil belakangan ini."

Baca juga: Wanita yang Mengaku Lahirkan 10 Bayi Dibawa ke Bangsal Psikiatri

Pemerintah Gauteng juga sudah memerintahkan jaksa negara untuk melakukan tindakan hukum terhadap surat kabar yang yang menyebarkan berita bohong, Pretoria News.

Media ini menuliskan bahwa “pemerintah berusaha menutupi kelalaian medis” dengan menahan Sithole.

"Tuduhan ini salah, tidak berdasar, dan hanya merusak reputasi baik Rumah Sakit Akademik Steve Biko dan Pemerintah Provinsi Gauteng," tambah pernyataan itu.

Pemerintah mengaku "sangat prihatin dengan perilaku surat kabar tersebut, khususnya Editor Pretoria News, Piet Rampedi.

Baca juga: Drama 10 Bayi Kembar Pertama di Dunia: Ibu Ditahan, Keberadaan Bayi Simpang Siur

Sementara itu, Rampedi menulis permintaan maaf kepada karyawannya.

Dirinya mengungkapkan "kesedihan dan penyesalan" atas beritanya, dan mengakui bahwa pelaporannya lemah.

Rampedi mengaku percaya dengan Sithole karena dirinya berteman dengannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com