ABU DHABI, KOMPAS.com - Abu Dhabi, ibu kota Uni Emirat Arab (UEA), mengumumkan pembatasan akses publik lebih lanjut mulai 20 Agustus, yaitu hanya bagi mereka yang telah di vaksin Covid-19.
Individu yang tidak divaksinasi hanya akan dapat memasuki supermarket dan apotek.
Langkah ini merupakan upaya untuk mendorong orang menerima vaksin Covid-19.
Baca juga: Daftar Negara Uni Eropa yang Buka Pintu untuk Turis Sudah Vaksin Covid-19
AP pada Selasa (29/6/2021) mewartakan, pihak berwenang akan mulai membatasi akses publik seperti pusat perbelanjaan, restoran, kafe, acara olahraga, museum, pusat kebugaran, sekolah dan universitas di Abu Dhabi.
Sistem "green pass" telah diterapkan yang membatasi akses publik hanya untuk penduduk yang sudah divaksinasi, atau dapat menunjukkan bukti pengujian negatif untuk virus corona.
Pemerintah Emirat mengatakan bahwa setidaknya 93 persen dari populasi ibu kota telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19.
Negara Timur Tengah ini telah memberikan 15,1 juta dosis untuk populasi sekitar 9 juta, dan sangat bergantung pada vaksin Sinopharm.
Pembatasan serupa telah diterapkan di Dubai, di mana pertemuan besar seperti acara olahraga memerlukan vaksinasi. Mal dan bisnis lainnya masih terbuka untuk orang-orang yang belum menerima vaksinasi.
Baca juga: Coviran Barekat, Vaksin Covid-19 Produksi Iran yang Diklaim 85 Persen Manjur
Sebelumnya, pemerintah UEA mengumumkan pada Kamis (24/6/2021) bahwa mereka tidak akan mengizinkan turis yang terbang ke emirat untuk menerima vaksin Covid-19.
Pengumuman itu dipublikasikan beberapa hari setelah aplikasi yang dikeluarkan pemerintah menyarankan siapa pun yang memiliki visa turis bisa mendapatkan vaksin Covid-19.
Kantor media yang dikelola pemerintah UEA tidak menanggapi permintaan komentar berulang kali.
Awal pekan lalu, aplikasi telepon otoritas kesehatan Abu Dhabi menunjukkan kriteria terbaru untuk akses vaksin. Dinyatakan bahwa pengunjung ke ibukota Emirat sekarang bisa mendapatkan Pfizer-BioNTech atau Sinopharm yang didukung negara China, dengan menunjukkan paspor mereka.
Tetapi setelah pemberitahuan itu dibagikan secara online dan dilaporkan secara luas oleh media internasional, kantor media Abu Dhabi mengeluarkan pernyataan yang mengklarifikasi bahwa kota tersebut menawarkan vaksin Covid-19 gratis hanya kepada mereka yang memiliki visa tinggal yang valid atau kedaluwarsa.
“Tidak termasuk termasuk pemegang visa turis atau pengunjung yang sah,” tulis pemberitaan media media Abu Dhabi.
Baca juga: Korban Vaksin Covid-19 Palsu di India dari Orang dengan Disabilitas sampai Transgender
Aplikasi yang menyediakan layanan kesehatan di negara Timur Tengah tersebut, juga mengubah halaman pemesanan janji vaksin. Informasinya mengharuskan pengguna untuk memasukkan kartu tempat tinggal (kartu identitas) mereka sebelum melanjutkan.
Negara “Federasi Tujuh Syekh” itu menawarkan salah satu kampanye vaksinasi tercepat di dunia.
Sebanyak 14,7 juta dosis individu telah diberikan kepada populasinya yang berjumlah lebih dari 9 juta, yang mencakup sekitar 1 juta warga Emirat. Sementara 8 juta sisanya adalah orang asing yang tinggal dan bekerja di UEA.
Dubai, pusat keuangan regional yang menampung maskapai penerbangan jarak jauh Emirates, belum mengumumkan rencana untuk memvaksinasi wisatawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.