Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap Keberuntungan di Akhirat, Biksu Ini Tewas Memenggal Kepalanya Sendiri

Kompas.com - 22/04/2021, 09:22 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

BANGKOK, KOMPAS.com - Seorang biksu Buddha di Thailand ditemukan tewas karena memenggal kepalanya sendiri, pada hari ulang tahunnya.

New York Post melaporkan pada Selasa (20/4/2021), tindakan si Biksu dilakukannya dengan harapan pengorbanan mengerikan itu, akan memberinya keberuntungan di akhirat.

Baca juga: Biksu Penyendiri di Dunia Tinggal di Kuil Tengah Danau Jauh dari Peradaban

Thammakorn Wangpreecha, (68 tahun) telah menjadi seorang biksu selama 11 tahun.

Dia dilaporkan membangun alat pancungnya di dekat patung religius yang menggambarkan dewa Indra melakukan hal yang sama, lapor Metro Inggris.

Keponakan si biarawan, yang menemukan mayat yang dipenggal itu, mengatakan Wangpreecha telah meninggalkan sebuah catatan.

“Dinyatakan bahwa pemenggalan kepalanya adalah caranya memuji Buddha, dan dia telah merencanakan ini selama lima tahun sekarang,” kata keponakannya yang bernama Booncherd Boonrod.

Lebih lanjut dalam wasiatnya Wangpreecha menyatakan keinginannya, untuk mempersembahkan kepala dan jiwanya. Supaya Tuhan dapat memberinya reinkarnasi sebagai makhluk spiritual yang lebih tinggi di kehidupan selanjutnya,” tambah keponakan itu.

Baca juga: Biksu Buddha Ini Diselamatkan setelah 4 Hari Terperangkap di Goa

Ratusan pengikut biksu yang meninggal itu, kemudian turun ke kuil Wat Phu Hin di Nong Bua Lamphu. Mereka mempersiapkan jenazahnya untuk pemakaman. Lalu menempatkannya di peti mati, dengan kepala di peti mati terpisah, untuk dibakar di hutan.

Sementara itu, Insiden ini mendorong Kantor Nasional Buddhisme meminta pemerintah daerah menyebarkan pesan, bahwa orang dapat memberikan uang atau burung peliharaan gratis sebagai korban. Bukannya mengorbankan dirinya sendiri.

“Para eksekutif dan kepala wihara harus meninjau kembali praktik mereka dan menjaga biksu lain di wihara mereka,” kata juru bicara kantor Sipbowon Kaeo-ngam, International Business Times melaporkan.

“Insiden ini kemungkinan merupakan bukti dari kelalaian untuk melakukannya (pengawasan), “Kita harus mencegah situasi yang tidak menyenangkan seperti itu terjadi lagi,” tambahnya.

Baca juga: Biksu Radikal Berjuluk Buddhist bin Laden Menyerahkan Diri Setelah 18 Bulan Kabur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com