Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Bersenjata Bantai 100 Orang Etnis Etiopia dalam Serangan Fajar

Kompas.com - 24/12/2020, 14:09 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber REUTERS

ADDIS ABABA, KOMPAS.com - Kelompok bersenjata membunuh lebih dari 100 orang dalam serangan fajar di wilayah Benishangul-Gumuz barat Etiopia pada Rabu (23/12/2020).

Komisi hak asasi manusia menggambarkan bahwa para penduduk melarikan diri dari serangan mematikan terbaru di daerah yang sering dilanda kekerasan etnis tersebut.

Serangan terjadi di desa Bekoji di Bulen county di zona Metekel, yang merupakan sebuah daerah, di mana banyak kelompok etnis tinggal, seperti yang dilansir dari Reuters pada Kamis (24/12/2020).

Belay Wajera, seorang petani di kota barat Bulen, mengatakan kepada Reuters bahwa dia menghitung 82 mayat di ladang dekat rumahnya setelah penggerebekan kelompok bersenjata pada Rabu (23/12/2020).

Dia dan keluarganya terbangun karena suara tembakan dan lari keluar rumah mereka saat para pria berteriak "tangkap mereka", kata Wajera.

Istri dan 5 anaknya ditembak mati.

Baca juga: Konflik Ethiopia Meluas ke Luar Negeri, Roket Hantam Ibu Kota Eritrea

Sedangkan, dia sendiri mendapat tembakan di pantat ketika 4 anak lainnya melarikan diri dan sekarang masih menghilang, kata Wajera kepada Reuters melalui telepon pada Rabu malam (23/12/2020).

Penduduk kota, Hassen Yimama, mengatakan orang-orang bersenjata menyerbu daerah itu sekitar pukul 6 pagi waktu setempat (03.00 GMT).

Dia mengatakan kepada Reuters bahwa dia melihat ada 20 mayat di lokasi berbeda. Dia mengambil senjatanya sendiri, tetapi penyerang menembak perutnya.

Seorang petugas medis setempat mengatakan dia dan rekannya merawat 38 orang yang sebagian besar menderita luka tembak.

Para pasiennya bercerita tentang kerabat yang dibunuh dengan pisau dan mengatakan kepadanya bahwa orang-orang bersenjata membakar rumah dan menembak orang yang mencoba melarikan diri, katanya.

Baca juga: Sengketa Bendungan Sungai Nil antara Mesir, Ethiopia, dan Sudan

"Kami tidak siap untuk ini dan kami kehabisan obat," kata seorang perawat di fasilitas yang sama kepada Reuters, menambahkan bahwa seorang anak berusia 5 tahun meninggal saat dipindahkan ke klinik.

Serangan itu terjadi sehari setelah Perdana Menteri Abiy Ahmed, kepala staf militer, dan pejabat federal senior lainnya mengunjungi wilayah itu untuk meminta mereka tetap tenang, setelah beberapa insiden mematikan dalam beberapa bulan terakhir.

Pada 14 November, tejadi serangan oleh pasukan bersenjata yang menargetkan sebuah bus dan menewaskan 34 orang.

“Keinginan musuh untuk memecah belah Etiopia sesuai garis etnis dan agama masih ada. Keinginan ini akan tetap tidak terpenuhi," kata Abiy pada Selasa (22/12/2020) bersama dengan unggahan foto pertemuannya hari itu di kota Metekel, dekat tempat serangan 14 November terjadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com