LONDON, KOMPAS.com - Para pakar di Inggris menyelidiki apakah mutasi virus corona menular lebih mudah di kalangan anak-anak
Jika terbukti, ini dapat menjelaskan "proporsi yang signifikan" dari peningkatan penularan, kata mereka.
Pernyataan itu muncul dari anggota New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (NERVTAG).
Baca juga: Kenapa Banyak Negara Cemas soal Varian Baru Virus Corona dari Inggris?
Pada hari Senin (21/12/2020), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan sekolah akan dibuka kembali pada Januari "jika memungkinkan".
Tidak ada indikasi bahwa varian baru virus corona membawa ancaman yang lebih besar bagi kesehatan anak-anak.
Anak-anak biasanya terhindar dari virus corona, namun varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris kemungkinan bisa mengubah peran peran anak-anak, dan sekolah, dalam penyebaran virus.
Varian virus corona sebelumnya diketahui lebih sulit menginfeksi anak-anak ketimbang orang dewasa.
Salah satu alasannya karena anak-anak memiliki lebih sedikit reseptor ACE2 - yang digunakan oleh virus untuk masuk ke sel tubuh.
Baca juga: Varian Baru Virus Corona di Inggris Disebutkan Lebih Menular, Sudahkah Masuk Indonesia?
Prof Wendy Barclay, yang merupakan anggota NERVTAG dari Imperial College London, mengatakan mutasi virus tampaknya membuatnya lebih mudah untuk masuk melalui reseptor yang ada.
Dia mengatakan ini bisa menempatkan anak-anak "sejajar" dengan orang dewasa karena virus menjadi "kurang terhambat" pada anak-anak.
Prof Barclay berkata: "Oleh karena itu, anak-anak sama-sama rentan, mungkin, terhadap virus ini seperti orang dewasa, dan oleh karena itu dengan pola pencampuran mereka, Anda akan melihat lebih banyak anak yang terinfeksi."
Penelitian untuk memahami varian virus baru ini sedang dilakukan secepat kilat dan hingga kini masih banyak ketidakpastian.
Baca juga: Dunia Khawatir akan Kemunculan Varian Baru Virus Corona
Analisa awal tentang bagaimana dan di mana jenis baru virus corona itu menyebar juga memberikan "petunjuk bahwa ia memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menginfeksi anak-anak", menurut Prof Neil Ferguson dari MRC Center for Global Infectious Disease Analysis, yang juga anggota NERVTAG.
Ia menekankan bahwa kaitan tersebut masih diselidiki dan belum terbukti.