SINGAPURA, KOMPAS.com - Dua rumah lawas di Singapura dilaporkan berdiri di samping pembangunan kondominium, setelah para pemiliknya menolak menjual ke pengembang.
Harian lokal Shin Min Daily News memberitakan, pengembang di Geylang merobohkan hampir semua rumah untuk pembangunan aparremen mereka, kecuali dua unit itu.
Baca juga: 10 Ide Dekorasi Natal di Rumah yang Ramah Anggaran
Dua pemilik rumah lawas itu disebut mendapatkan tawaran harga tinggi. Namun karena ditolak, pengembang terpaksa membangunnya mengelilingi dua hunian lama tersebut.
Dilansir World of Buzz Jumat (4/12/2020), salah satu pemilik, Tuan Wu, mengungkapkan bahwa kediaman yang kini didiami bersama kakaknya adalah milik mendiang ibunya.
Pria berusia 60 tahun itu mengatakan, dia sudah berencana untuk membangun ruang terbuka hijau guna memerhatikan seberapa jauh kawasannya berkembang.
"Saya menyulapnya menjadi taman untuk saya bercocok tanam dan beternak hewan seperti anglefish dan burung, kemudian duduk di pagi hari melihat sejauh apa kota berkembang," kata dia.
Wu menuturkan, dia tidak berniat untuk menjual rumahnya karena nilai sentimental yang terkandung dalam kediamannya jauh lebih bernilai dari uang.
Sementara rumah lainnya dipunyai oleh seorang perempuan yang mengubah area lantai bawah menjadi aula bagi pemeluk agama Buddha.
Dia membeberkan aula itu hanya terbuka bagi kerabat dan teman-temannya, seraya menjelaskan pembangunan kondominium itu tak memengaruhi akses rumahnya.
Baca juga: Ide Dekorasi agar Rumah Terasa Hangat dan Teduh Saat Musim Hujan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.