Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simpatisan ISIS yang Bunuh 4 Orang di Wina Berpose dengan Senjata Sebelum Beraksi

Kompas.com - 03/11/2020, 22:35 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WINA, KOMPAS.com - Simpatisan ISIS yang menjadi pembunuh empat orang di Wina, Austria, sempat berpose dengan senjata sebelum melakukan penembakan.

Otoritas setempat mengumumkan si pelaku adalah Kujtim Fejzulai, pemuda berusia 20 tahun yang menembaki orang-orang di kawasan pusat Wina.

Fejzulai disebut mempunyai kewarganegaraan Macedonia Utara dan Austria, di mana dia ditembak mati dalam insiden yang berlangsung Senin (2/11/2020).

Baca juga: Wina Diguncang Teror Penembakan, 1 Tewas dan 15 Orang Luka-luka

Teroris itu dilaporkan terbukti bersalah atas dakwaan teror pada April, di mana si simpatisan ISIS itu mencoba bepergian ke Suriah.

Menteri Dalam Negeri Karl Nehammer menyatakan, Fejzulai mengunggah foto di Instagram di mana dia berpose dengan dua senjata sebelum menyerang.

Pemuda itu menyerang dekat sebuah sinagogue pada pukul 20.00 waktu setempat, bersenjatakan senapan otomatis, pistol, dan golok.

Kujtim Fejzulai menyusuri sepanjang jalan mengenakan rompi bom bunuh diri palsu, di mana dia kemudian melakukan penembakan secara acak.

Dilansir Daily Mail Selasa (3/11/2020), dia melukai 22 orang sebelum kemudian "dilumpuhkan", dengan kata lain ditembak mati oleh polisi.

Nehammer menerangkan, setelah penyerangan itu polisi melakukan operasi skala besar dengan total menangkap sekitar 14 orang.

Baca juga: Pelaku Penembakan Wina Masih Buron, Laporan Terbaru 2 Orang Tewas

Dari penyelidikan pihak berwajib, diyakini Fejzulai adalah pelaku tunggal serangan it. Serta tak didapati ada orang lain yang membantunya.

"Berdasarkan video yang diperiksa dan dievaluasi oleh polisi, pada saat ini tidak menunjukkan bukti adanya pelaku kedua," ujar Nehammer.

Fejzulai lahir dan besar di Austria, di mana dia masuk ke dalam 90 anak yang dikenal oleh intelijen karena menjadi radikal dan hendak ke Suriah.

Pada Desember 2019, dia mendapatkan pembebasan lebih awal karena di usianya yang masih 19 tahun, dia dianggap takkan mampu melakukan serangan.

Karena itu seperti diberitakan AFP, Nehammer mengatakan Fejzulai bisa memperdaya program deradikalisasi dan mendapat pembebasan.

Baca juga: Kronologi Penembakan di Wina: 2 Tewas, 15 Luka-luka, 1 Penembak Masih Buron

"Pelaku ini berhasil menipu sistem hukum, menipu semua orang, demi mendapatkan tiket kebebasannya," jelas Nehammer dalam konferensi pers.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com