Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Larangan Aborsi di Warsawa, Puluhan Ribu Orang Protes dan Turun ke Jalan

Kompas.com - 24/10/2020, 09:56 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

WARSAWA, KOMPAS.com - Puluhan ribu orang melakukan protes di seluruh Polandia, melanggar aturan batasan di tengah pandemi virus corona pada Jumat (23/10/2020).

Para demonstran menolak keputusan Mahkamah Tinggi Polandia yang melarang tindakan aborsi.

Keputusan pengadilan tinggi menyatakan bahwa aborsi janin dengan cacat bawaan tidak konstitusional, memperkuat UU larangan aborsi paling ketat sejauh ini di Eropa.

Para demonstran berkumpul di berbagai kota di Polandia menentang secara nasional. Mobil dan petugas polisi huru-hara dikirim untuk menjaga rumah pemimpin partai berkuasa sayap kanan Polandia, Jaroslaw Kaczynski di Warsawa.

Baca juga: Inggris Buat Aturan Permanen Aborsi dari Rumah Sejak Sukses Dilakukan Selama Lockdown

Melansir Associated Press (AP), massa yang marah menghadap para polisi dengan teriakan "ini perang" dan seruan langsung agar pemerintah yang berkuasa untuk mundur.

Sementara pihak berwenang membalas dengan peringatan yang disiarkan melalui pengeras suara bahwa demonstrasi itu dianggap ilegal.

Selain di ibu kota, demonstran juga melakukan protes di beberapa kota lain seperti Krakow, Wroclaw, Szczecin, dan Katowice.

Demonstrasi juga terjadi di luar rumah Kaczynski Kamis malam (22/10/2020), setelah Mahkamah Konstitusi menyampaikan putusan Undang-undang tentang aborsi.

Baca juga: Picu Kontroversi, Brasil Tambah Syarat Aborsi untuk Kasus Pemerkosaan

Sebanyak 15 orang ditahan dan polisi juga menggunakan gas air mata kepada kerumunan demonstran.

Partai-partai oposisi di Polandia, komisioner hak asasi manusia Uni Eropa, dan organisasi hak asasi manusia internasional mengkritik keputusan pengadilan tersebut sebagai pelanggaran hak-hak perempuan.

Keputusan tersebut mulai berlaku setelah dipublikasikan secara resmi di Journal of Laws, yang dapat diterapkan dalam beberapa hari atau minggu.

Kritikus menanggapi fakta bahwa putusan itu dikeluarkan pada saat tindakan berkumpul di jalanan dilarang.

Baca juga: Gadis 10 Tahun Hamil Usai Diperkosa Pamannya, Hendak Aborsi tapi Didemo Massa

Sebelumnya protes massal nasional pada tahun 2015 juga terjadi ketika Partai Hukum dan Keadilan Kaczynski mengumumkan aturan serupa yang kemudian dibatalkan.

Pengadilan setuju dengan para pembuat Undang-undang bahwa aborsi yang didasarkan pada kesehatan janin merupakan diskriminasi ilegal.

Pendapat tersebut, yang disetujui oleh 11 dari 13 hakim pengadilan yang dikendalikan pemerintah, mengatakan bahwa mengakhiri kehamilan karena cacat lahir sama dengan metode eugenika.

Angka Kementerian Kesehatan untuk 2019 menunjukkan bahwa sebagian besar dari 1.110 aborsi legal yang dilakukan di Polandia tahun lalu disebabkan oleh cacat genetik janin seperti down syndrom, atau karena cacat fisik.

Baca juga: Di Negara Ini 4 Wanita Diperkosa Tiap Jam, 6 Orang Aborsi Tiap Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com