Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Jenazah Pendaki Asal Korea Selatan Ditemukan di Himalaya

Kompas.com - 25/04/2020, 19:28 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KOMPAS.com - Tim pencarian menemukan empat jenazah pendaki asal Korea Selatan yang tewas akibat longsor salju di Himalaya bersama pemandu mereka yang berasal dari Nepal, kata polisi pada Sabtu (25/4/2020).

Sebuah dinding salju menghantam para pendaki di ketinggian sekitar 3.230 meter (10.600 kaki) di dekat base camp Annapurna di Nepal pada 17 Januari lalu.

Namun longsoran salju dan lebih banyak salju sejak peristiwa itu terlalu berbahaya untuk melakukan misi penyelamatan yang tepat.

Polisi kembali ke daerah itu pada Jumat setelah salju mencair.

Baca juga: Pendaki Rikas Harsa Tertantang Jajal Annapurna Circuit di Nepal

"Tim kami kemudian menemukan jenazah itu ketika salju mencair," kata kepala polisi distrik Kaski, Dan Bahadur Karki, kepada media Perancis AFP.

Karki mengatakan bahwa belum ada keputusan yang diambil apakah tim mereka akan melanjutkan pencarian penuh untuk korban dari Korea Selatan.

"Salju masih sangat dalam di tempat di mana kami mencurigai jenazah-jenazah itu berada. Kami masih mendiskusikan apa yang harus dilakukan selanjutnya," kata Karki.

Nepal juga telah memberlakukan lockdown di tengah wabah virus corona selama sebulan terakhir yang mengakibatkan semua izin pendakian Himalaya ditangguhkan.

Baca juga: Lockdown India: Polusi Berkurang, Himalaya pun Bisa Dipandang

Longsoran salju di Annapurna, Nepal

Sebelumnya pada Sabtu, 18 Januari 2020 silam, sebanyak tujuh orang hilang akibat longsor salju di Annapurna. 

Melansir Guardian, tujuh orang yang dilaporkan hilang itu terdiri dari empat warga Korea Selatan dan tiga orang warga Nepal.

Kecelakaan itu terjadi di ketinggian 3.230 meter atau dekat di base camp Annapurna, salah satu puncak tertinggi di pegunungan Himalaya. Pada Jumat, salju juga turun lebat di wilayah tersebut.

Baca juga: Hikmah Corona, Pegunungan Himalaya Terlihat Jelas dari India

Mira Dhakal, dari Departemen Pariwisata Nepal mengatakan, "Kami mendapat laporan bahwa empat warga Korea Selatan dan tiga warga Nepal kehilangan kontak setelah kecelakaan tersebut. Tim penyelamat sudah diberangkatkan tadi malam."

Kepala polisi setempat Dan Bahadur Karki mengatakan cuaca buruk menghambat upaya penyelamatan.

“Tim sedang dalam perjalanan. Kami juga memiliki helikopter yang siap siaga jika cuaca membaik,” kata Karki.

Ribuan pendaki mengunjungi Nepal setiap tahun untuk bisa menikmati pemandangan Himalaya yang menakjubkan dan rute yang dipenuhi dengan desa-desa yang indah.

Wilayah Annapurna sangat populer, dengan lebih dari 170.000 pengunjung pada 2018.

Baca juga: Salju Longsor di Himalaya, 4 Warga Korea Selatan dan 3 Pemandu Nepal Hilang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com