NEW YORK, KOMPAS.com - Jumlah korban meninggal karena virus corona di kota New York, AS, diyakini melebihi 10.000 orang, setelah hampir 4.000 orang yang tak pernah dites dianggap wafat karena wabah.
Departemen kesehatan kota menyatakan, 3.778 orang diduga meninggal karena Covid-19, selain 6.589 yang sudah diumumkan sebelumnya.
Data terbaru itu, yang dirilis pukul 16.00 waktu setempat, membuat korban meninggal karena virus corona di New York mencapai 10.367.
Baca juga: Gubernur New York: Kami Tidak Punya Raja Trump, Kami Punya Presiden Trump
Komisioner kesehatan kota berjuluk Big Apple, Oxiris Barbot, menerangkan tak dipungkiri data tersebut menunjukkan situasi tragis yang mereka alami.
"Tapi, data itu juga membantu kami menentukan skala dan cakupan pandemi, sekaligus membantu dalam keputusan kami," paparnya dikutip AFP Selasa (14/4/2020).
Berdasarkan data itu, seseorang yang tak mempunyai riwayat tes bakal mendapat sertifikat kematian yang mencantumkan dia meninggal karena Covid-19 atau sejenis.
Penyebaran yang terjadi di Negara Bagian New York begitu cepat, di mana hampir setengah dari mortalitas AS tercatat di sana.
Pekan lalu, Wali Kota Bill de Blasio mengakui kemungkinan jumlah kematian sebenarnya lebih tinggi dari yang mereka paparkan.
Dia menjelaskan banyak orang wafat di rumah tak dimasukkan ke dalam kasus positif, meski ada kemungkinan mereka tewas karena virus corona.
Baca juga: Virus Corona Buat New York Kewalahan Urusi Jenazah dan Rumah Sakit Darurat
Jumlah tambahan korban meninggal tersebut diperkirakan terjadi di fasilitas perawatan jangka panjang, atau pun panti jompo.
"Kemungkinan" adanya tambahan dalam kasus kematian menunjukkan betapa kurangnya penyebaran tes untuk menentukan apakah publik terpapar virus.
Sebelum NYC memperbarui total kematian mereka, Negara Bagian New York sudah melaporkan mortalitas karena SARS-Cov-2 hampir 11.000 orang.
Tetapi, kasus infeksi maupun penderita yang masuk rumah sakit mulai menurun, dengan Gubernur Andrew Cuomo menyatakan "yang terburuk sudah lewat".
Berdasarkan data dari Universitas John Hopkins dan situs Worldometers, lebih dari 26.000 orang mengembuskan napas terakhir karena virus corona.
Adapun di seluruh dunia, virus yang pertama terdeteksi di Wuhan, China tersebut sudah menjangkiti lebih dari dua juta orang, dan membunuh 126.000 di antaranya.
Baca juga: 10.000 Orang Meninggal karena Corona, Gubernur New York: Yang Terburuk Sudah Berakhir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.