KOMPAS.com - Penggunaan minyak goreng disarankan tidak berulang-ulang untuk menghindari bahaya kesehatan.
"Satu kali penggunaan (minyak goreng) itu paling baik. Batasnya kalau menurut saya, sebaiknya maksimal dua kali minyak kali penggunaan minyak goreng," jelas Ahmad Juang Setiawan, Climate Researcher Traction Energy Asia.
Baca juga: Karyawati PLTU Paiton Olah Minyak Jelantah Jadi Lilin dan Sabun
Setelahnya, minyak goreng yang sudah menjadi minyak jelantah tidak boleh dibuang sembarangan.
Juang menjelaskan beberapa cara mengolah minyak jelantah agar aman untuk lingkungan, bahkan bisa menghasilkan uang, seperti berikut ini.
Bekas minyak goreng biasanya mengandung sisa makanan yang membuat kotor. Sebaiknya, saring dulu minyak jelantah.
Lihat postingan ini di Instagram
Wadah kedap udara akan menjaga minyak jelantah dari air, udara, dan bakteri yang bisa memengaruhi sifat minyak jelantah.
Baca juga: Mahasiswa IPB Olah Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi
"Karena hal-hal tersebut bisa memengaruhi karakteristik minyak jelantah dan membuat minyak oksidasi atau tercampur air," jelas Juang.
Menurut Ahmad, saat ini bank sampah tersebar di beberapa daerah di Indonesia dan menerima atau membeli minyak jelantah ini.
"Secara harga, ada nilai transaksi di sana. Menurut riset kami, paling banyak, minyak jelantah dihargai Rp 3.500 per liter di Jakarta dan Bali," ujar Juang.
Juang mengatakan, sebenarnya minyak jelantah tidak memiliki ongkos produksi, hanya saja uang tersebut diberikan sebagai upah pengumpulan minyak jelantah.
Baca juga:
"Kalau mau, pemerintah bisa menentukan harga eceran tertinggi untuk minyak jelantah agar tidak terjadi persaingan," pungkas Juang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.