KOMPAS.com - Penggunaan minyak goreng disarankan tidak berulang-ulang untuk menghindari bahaya kesehatan.
"Satu kali penggunaan (minyak goreng) itu paling baik. Batasnya kalau menurut saya, sebaiknya maksimal dua kali minyak kali penggunaan minyak goreng," jelas Ahmad Juang Setiawan, Climate Researcher Traction Energy Asia.
Setelahnya, minyak goreng yang sudah menjadi minyak jelantah tidak boleh dibuang sembarangan.
Cara olah minyak jelantah
Juang menjelaskan beberapa cara mengolah minyak jelantah agar aman untuk lingkungan, bahkan bisa menghasilkan uang, seperti berikut ini.
1. Saring minyak jelantah
Bekas minyak goreng biasanya mengandung sisa makanan yang membuat kotor. Sebaiknya, saring dulu minyak jelantah.
"Karena hal-hal tersebut bisa memengaruhi karakteristik minyak jelantah dan membuat minyak oksidasi atau tercampur air," jelas Juang.
3. Jual minyak jelantah ke bank sampah
Menurut Ahmad, saat ini bank sampah tersebar di beberapa daerah di Indonesia dan menerima atau membeli minyak jelantah ini.
"Secara harga, ada nilai transaksi di sana. Menurut riset kami, paling banyak, minyak jelantah dihargai Rp 3.500 per liter di Jakarta dan Bali," ujar Juang.
Juang mengatakan, sebenarnya minyak jelantah tidak memiliki ongkos produksi, hanya saja uang tersebut diberikan sebagai upah pengumpulan minyak jelantah.
"Kalau mau, pemerintah bisa menentukan harga eceran tertinggi untuk minyak jelantah agar tidak terjadi persaingan," pungkas Juang.
https://www.kompas.com/food/read/2024/03/08/083100275/3-cara-olah-minyak-jelantah-di-rumah-bisa-dijual-per-liter