Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Gen Z dan Milenial Suka "Healing"? Pakar Beri Penjelasan

Kompas.com - 26/02/2024, 15:22 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Istilah healing kian melekat pada generasi Y (milenial) dan generasi Z. Kedua generasi ini dinilai lebih aktif melakukan healing ketimbang generasi sebelumnya.

Generasi Y atau yang akrab disebut milenial adalah seseorang yang lahir pada rentang kelahiran 1981-1996, sedangkan Gen Z merupakan sebutan untuk kelompok dengan kelahiran 1997-2012.

Lalu, mengapa gen Z dan milenial kebanyakan suka healing? Apakah mereka memang membutuhkan healing lebih banyak? 

Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Retno Firdiyanti mengatakan bahwa healing itu memiliki makna yang berbeda. Misalnya, arti healing antara konstruksi psikologi dengan yang dipahami oleh khalayak umum.

Baca juga: Sayur Organik Bisa Berpotensi Tidak Sehat, Ini Penjelasan Dosen UMM

Kata Retno, healing dalam dunia psikologi artinya adalah proses penyembuhan mental. Sedangkan healing yang dipahami secara umum oleh generasi Y atau milenial dan Z adalah upaya untuk menyenangkan diri, yang arahnya lebih ke upaya untuk mendapatkan kebahagiaan, serta hedonisme.

“Dalam konteks psikologi, healing itu proses penyembuhan mental yang sakit seperti mental illness dan lainnya. Sedangkan healing yang diartikan oleh generasi Y dan Z lebih ke arah rekreasi,” jelas Retno, dilansir dari laman UMM.

Terdapat sebuah pandangan yang menilai bahwa Gen Y dan Z merupakan generasi yang lemah, tidak kuat untuk mendapatkan beban sehingga selalu membutuhkan healing.

Baca juga: Beasiswa S1 Google 2024 Sudah Dibuka, Ada Tunjangan Rp 117 Juta

Banyak debat di media sosial yang mengatakan generasi sebelumnya, lebih tangguh. Padahal mereka pun memiliki coping stress. Sehingga hal tersebut tidak bisa diinterpretasikan sebagai kelemahan, sebab tantangan setiap generasinya berbeda.

Masyarakat perlu memahami bila generasi Y atau milenial lahir pada peralihan zaman dari dunia analog ke digital. Sehingga mereka memiliki karakteristik dan kemampuan adaptasi digital.

Dapat dipahami kalau generasi Y ini punya kemampuan beradaptasi yang mungkin lebih baik dari generasi sebelumnya.

Sedangkan Generasi Z, sudah lahir dengan teknologi. Sedari kecil sudah terpapar dunia digital yang menawarkan bentuk-bentuk kemudahan.

“Karena itu, mereka harus mendapatkan parenting yang mengajarkan bahwa tidak semua bisa serba instan. Kita juga perlu sedikit belajar tentang proses mendapatkan sesuatu dan belajar mengontrol diri dalam memanfaatkan teknologi digital,” jawabnya.

Jadi apakah hanya Generasi Y dan Z saja yang membutuhkan healing? Retno mengatakan jika yang dimaksud healing adalah rekreasi, artinya semua generasi membutuhkan healing.

Untuk dapat berpikir jernih dan meredakan stres, setiap generasi membutuhkan rekreasi. Namun, tidak semua masalah solusinya adalah rekreasi.

Ada masalah psikologis yang akar masalahnya karena dia tidak didengarkan. Maka obatnya adalah bercerita kepada orang yang mau mendengarkan.

Kemudian, ada yang masalahnya dia tidak punya waktu untuk berbicara dengan dirinya sendiri. Maka obatnya adalah dilatih untuk bisa mengevaluasi diri sendiri.

"Jadi, tidak semua penyakit obatnya jalan-jalan. Banyak juga mekanisme yang harus dilihat person to person atau secara individual,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com