Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud Nadiem: Kurikulum Darurat Bantu Pendidikan Indonesia Pulih

Kompas.com - 02/02/2024, 17:41 WIB
Sania Mashabi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim mengungkap salah satu faktor penyebab dunia pendidikan Indonesia bisa pulih lebih cepat setelah pandemi Covid-19.

Kata dia, salah satu faktor yang paling berpengaruh yang membantu pendidikan Indonesia pulih lebih cepat adalah penerapan kurikulum darurat.

Baca juga: Mendikbud Resmi Lantik Prof. Helmi Jadi Rektor Unja Periode 2024-2028

"Dan dari semua itu, menurut saya yang paling berdampak adalah keputusan kami yang cukup berani saat itu, untuk menawarkan kepada semua sekolah pilihan untuk melakukan versi kurikulum yang disederhanakan dan disingkat," kata Nadiem di akun YouTube Kemendikbud, Kamis (2/2/2024).

Nadiem menjelaskan, kurikulum darurat membuat konten pelajaran siswa berkurang menjadi sekitar 40 hingga 30 persen.

Hal itu, menurut dia, membuat siswa menjadi lebih sedikit mengalami kemunduran belajar selama pandemi Covid-19.

"Jadi menurut saya langkah berani memainkan peran penting dalam mengurangi learning loss, namun juga memberi kita petunjuk yang sangat penting bahwa dalam kurikulum lebih sedikit lebih baik," ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga melakukan beberapa kebijakan untuk membantu para siswa dan guru menjalani proses belajar dan mengajar online.

Kebijakan itu seperti bantuan internet, pemberian panduan pengajaran online untuk guru, hingga kemudahan mendapatkan bantuan operasional sekolah.

Baca juga: Kemendikbud Segera Umumkan Hasil Asesmen Nasional 2023

"Menurut saya ini adalah beberapa perubahan kebijakan terbesar yang membantu kita bangkit kembali dengan lebih cepat," ucap Nadiem.

Asal tahu saja, peringkat Indonesia di Programme for International Student Assessment (PISA) 2022 naik sebanyak 5-6 posisi dibandingkan tahun 2018.

PISA adalah studi internasional yang diikuti Indonesia sejak tahun 2000 dengan alasan Indonesia mengutamakan transparansi daripada pemantauan kualitas belajar dan untuk melihat relatif dengan negara lain.

Baca juga: Mendikbud Nadiem Tunjuk Chatarina Girsang Jadi Plt. Rektor UNS

PISA mengukur kemampuan literasi membaca, literasi matematika, dan sains pada siswa yang berusia 15 tahun di berbagai negara yang ikut dalam PISA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com