Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mencegah Vertigo Kambuh Menurut Dosen Unesa

Kompas.com - 27/01/2024, 08:03 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Masyarakat yang sering mengalami vertigo, perlu tahu cara mencegah vertigo kambuh dan efek jangka panjang penyakit ini.

Vertigo atau kondisi rasa pusing dan perasaan tidak seimbang dapat menyerang siapapun. Vertigo tidak mengenal batasan usia atau profesi, termasuk mereka yang masih aktif di dunia perkuliahan.

Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dr. Ariesia Dewi Ciptorini membagikan cara mencegah terjadinya vertigo pada seseorang.

Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mencegah kambuhnya vertigo pada seseorang.

Baca juga: Dosen FK Unesa: Sering Bergadang Bisa Sakit Jantung hingga Diabetes

Cara mencegah vertigo kambuh

Pertama, penanganan terhadap penyakit yang mendasari adanya gejala vertigo.

Kedua, pola hidur yang teratur dan cukup sangat diperlukan.

"Pola hidup sehat juga perlu dipertahankan seperti makan makanan dengan gizi seimbang, minum air yang cukup, aktivitas seimbang, dan olahraga teratur," terang dr. Ariesia Dewi Ciptorini seperti dikutip dari laman Unesa, Sabtu (27/1/2024).

Terakhir, manajemen psikologis yang baik juga harus dijaga. Seperti menghindari faktor-faktor yang mencetuskan ansietas, stres, depresi dan masalah psikologis lainnya.

dr. Ariesia Dewi Ciptorini menjelaskan, menjelaskan bahwa, secara umum vertigo terbagi menjadi dua.

Baca juga: Cek Biaya Kuliah Binus 2024 Kampus Bekasi

Jenis vertigo dan efek jangka panjangnya

Pertama, true vertigo yang disebabkan gangguan dari sistem keseimbangan tubuh baik.

Salah satu contoh aktivitas yang memicu true vertigo ini bisa perubahan posisi kepala yang terlalu cepat.

Kedua, pseudovertigo disebabkan oleh gangguan di luar sistem keseimbangan tubuh. Pseudovertigo dipicu aktivitas bersifat psikogenik seperti ansietas, depresi, ataupun histeria.

Dia mengungkap vertigo dapat berkaitan dengan faktor psikologis. Seperti berpikir keras yang dapat menjadi pemicu gangguan psikogenik.

Gangguan ini bisa memicu seseorang mengalami pseudovertigo. Istilah medis yang merujuk pada sensasi pusing yang bukan disebabkan oleh masalah kesehatan fisik, tetapi lebih bersifat psikologis.

Dokter Dewi menekankan, vertigo merupakan gejala bukan penyakit. Sehingga jika sering kambuh menandakan penyebabnya belum tertangani secara holistik atau menyeluruh.

Vertigo memiliki efek jangka panjang. Seperti berisiko meningkatkan tingkat keparahan baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari penyakit yang mendasarinya.

Baca juga: 10 Jurusan Unair yang Sepi Peminat tapi Prospek Kerjanya Menjanjikan

Pada kasus pseudovertigo yang muncul pada suatu kondisi psikologis tertentu. Seperti konsentasi atau berpikir keras maka, relaksasi atau istirahat merupakan langkah awal yang bisa diambil.

Tak hanya itu, manajemen psikologis yang baik juga dapat membantu meringankan gejala yang muncul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com