Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Maria dari Papua, Lulus IPDN dan Raih Beasiswa LPDP ke Amerika

Kompas.com - 21/12/2023, 10:23 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dari ujung timur Indonesia, merantau untuk kuliah di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) hingga mendapat beasiswa ke Amerika Serikat merupakan pengalaman yang dijalani Maria Jochu.

Maria merupakan gadis Papua yang tinggal di Kelurahan Gurabesi, Kota Jayapura. Setelah lulus dari IPDN, ia lanjut mendaftar beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ke Marshall University di Amerika Serikat dan berhasil diterima.

Di Papua, Maria tinggal dengan delapan orang saudara dengan kondisi ekonomi keluarga yang tidak mencukupi untuk membiayai kuliahnya.

“Bapak saya kan cuma pegawai negeri, mama ibu rumah tangga, secara ekonomi tidak bisa membiayai saya,” jelas anak bungsu ini dilansir dari laman Media Keuangan, website resmi milik Kementerian Keuangan pada Kamis (21/12/2023).

Baca juga: 15 Dokumen Penting untuk Daftar Beasiswa LPDP 2024

Walaupun keadaan ekonomi menghalangi mimpinya, Maria tetap mencari cara bagaimana untuk tetap mendapat pendidikan yang layak namun juga tidak memberatkan ekonomi orangtuanya. Karena itu, ia mencoba untuk daftar dulu ke IPDN.

“Kalau IPDN kan gratis, dibiayai negara, jadi mereka nggak pusing (biaya),” kata Maria.

Setelah lulus, ia mengabdi menjadi pegawai pemerintah. Belum "seumur jagung" bekerja, Maria nekat mengambil kredit pegawai untuk bisa berkuliah lagi untuk gelar master.

“Jadi, baru jadi pegawai sudah nakal (ambil) kredit pegawai untuk lanjut S2. Terus keluarga ‘kan bilang, kenapa kamu mau S2? Kita aja keluarga tidak mampu, jangan gaya-gaya deh,” terang Maria menirukan logat orang tuanya.

Maria mengatakan, ia memang sejak lama ingin menempuh pendidikan setinggi mungkin.

Baca juga: Beasiswa S1, S2, S3 ke China 2024, Kuliah Gratis dan Ada Uang Saku

Bagi keluarga Maria, sudah bisa sekolah, bisa bekerja, dapat gaji, dan hidup,  itu sudah cukup. Karena itulah ia termotivasi bisa kuliah di IPDN dan mengambil beasiswa LPDP. 

“Kan teman-teman di lingkungan (di IPDN) mau sekolah, saya sendiri kok tidak? Apakah saya harus tinggal di hutan? Kan di kota, jadi nekat pergi ambil kredit pegawai terus kuliah,” tambahnya lagi.

Awal mula ikut LPDP

Dunia beasiswa ke luar negeri, memang nampak asing baginya. Waktu itu ia melihat laman Facebook BPSDM (Badan Pengelola Sumber Daya Manusia) kota Papua yang membagikan tautan tentang pengumuman kursus bahasa Inggris yang bisa diikuti pegawai.

“Jadi kursusnya itu saya tidak tahu TOEFL itu apa, IELTS itu apa. Jadi pada saat 2015 di bulan Februari, pergi, sudah ikut saja. Kemudian dikasih tahu TOEFL. TOEFL itu paling bodoh sekali saya. Jadi nomor 45, murid terakhir dalam kelas itu saya (yang lulus) karena placement test itu pakai TOEFL. Tapi Puji Tuhan saya nomor terakhir, yang paling terakhir lolos,” kenangnya.

Karena hal itu pula, Maria juga mendapat kesempatan mengikuti salah satu program lainnya dari BPSDM untuk belajar bahasa Inggris di Australia. Ia menjadi salah satu dari 10 orang yang terpilih.

Baca juga: Beasiswa S2 Finlandia 2024, Kuliah Gratis di Negara Paling Bahagia

Pada 2015, BPSDM Papua mengadakan pameran beasiswa di mana salah satunya adalah LPDP. Waktu itu, salah satu persyaratan dari LPDP untuk bisa mendapatkan beasiswa saat itu adalah nilai IELTS.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com