KOMPAS.com - Sebanyak 72 wisudawan Universitas Gadjah Mada (UGM) berasal dari daerah 3T (terdepan, terpencil, terluar).
Rivaldy Bram Waromi menjadi salah satu mahasiswa asal daerah 3T yang turut mengikuti prosesi wisuda kali ini.
Ia berhasil lulus dari Program Studi Pendidikan Dokter dan menempuh pendidikan di FKKMK UGM dengan menggunakan beasiswa afirmasi pendidikan tinggi (Adik) dari Nabire, Papua Tengah.
"Ini peristiwa yang saya tunggu, terkadang masih belum percaya dengan capaian ini. Jauh saya dari Nabire, Papua akhirnya lulus, Puji Syukur," ungkap Rivaldy seperti dikutip dari laman UGM, Rabu (6/12/2023).
Baca juga: Jurusan D4-S1 di UGM yang Sepi Peminat, Acuan Daftar SNBP 2024
Rivaldy sangat ingin menjadi dokter, dan fokus utamanya bisa memberi pelayanan dengan ikhlas dan tulus untuk masyarakat.
"Saya mencoba banyak belajar, mencoba terus menjadi pribadi yang lebih mendengarkan keluhan, lebih menghargai pendapat dan keputusan orang lain, bekerja bersama, dan itu saya kira menjadi modal utama saya bisa memberikan pelayanan yang terbaik," terangnya.
Belajar di FKKMK UGM telah menempanya mendapat banyak pengalaman. Belajar menjadi dokter, menurut Rivaldy, belajar menjadi leader yang bertanggung jawab dan mampu memberikan keputusan yang tepat dan cepat.
Mempelajari ilmu kedokteran telah menjadikannya lebih mampu untuk bisa memahami tentang tubuhnya sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Kebiasaan-kebiasaan yang baik dan tidak baik tentunya dapat berdampak bagi kehidupan pribadi maupun lingkungan sekitar.
Baca juga: Cegah Pneumonia Misterius, Dokter RSA UGM Imbau Masyarakat Tingkatkan PHBS
Meski begitu di awal-awal masa kuliah di FKKMK UGM, ia mengaku mengalami kesulitan. Bahkan, saking tidak mudahnya mempelajari ilmu kedokteran, nilainya tidak pernah stabil cenderung menurun.
Rivaldy harus rutin berkonsultasi dengan psikiater untuk menumbuhkan kembali motivasi belajar. Dia mengaku, belajar di kedokteran sangat sulit, apalagi yang tidak minat 100 persen tentunya mengalami kesulitan juga dalam beradaptasi.
"Sistem belajar di kedokteran berputar dan bergerak maju sangat cepat," kata Rivaldy.
Kemampuan dalam berteman dan mencari koneksi, menurut Rivaldy, menjadi salah satu kunci. Menurutnya, itu perlu dilakukan agar tetap mampu bertahan kuliah dan menunjang proses-proses belajar berikutnya.
Meski tidak memiliki strategi khusus dalam belajar, Rivaldy terus belajar mencintai Program Studi Pendidikan Dokter. Dia berusaha terus menumbuhkan agar niat dan minat belajarnya semakin kuat dan konsisten.
"Niat dan ketekunan menjadi hal terpenting yang harus dipupuk dan lakukan," ungkapnya.