Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Anak Daerah 3T, Lulus Kuliah Kedokteran di UGM dengan Beasiswa

Kompas.com - 06/12/2023, 16:49 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Lulusan Prodi Pendidikan Dokter FKKMK UGM itu bernama Rivaldy Bram Waromi. Dia merupakan anak yang tinggal dari daerah terdepan, tepencil, dan terluar (3T).

Rivaldy berhasil lulus dari UGM dengan menggunakan beasiswa afirmasi pendidikan tinggi (Adik) dari Nabire, Papua Tengah.

Sebelum wisuda gelar Sarjana Kedokteran, Rivaldy mengaku begadang semalaman. Dia begitu menunggu momen-momen bersejarah menerima ijazah.

Baca juga: UGM Beri Sarapan Gratis buat Mahasiswa yang Ikut Ujian Semester

"Ini peristiwa yang saya tunggu, terkadang masih belum percaya dengan capaian ini. Jauh saya dari Nabire, Papua akhirnya lulus, Puji Syukur," kata dia dilansir dari laman UGM, Rabu (6/12/2023).

Wisuda pun menjadi semakin membahagiakan karena kedua orang tuanya hadir menyaksikan. Betapa bangganya Rivaldy menerima ijazah Sarjana Kedokteran saat itu.

"Saya sangat bersyukur, kelulusan ini menjadi suatu kebahagiaan karena orangtua hadir dan melihat saya dipanggil untuk menerima ijazah," ujar dia.

Berasal dari Nabire, Papua, Rivaldy sadar soal pelayanan kesehatan di daerahnya. Itu pula yang membuatnya penasaran dan berkeinginan mempelajari ilmu kedokteran.

Betapa ia kemudian berkeinginan menjadi dokter, dan fokus utamanya bisa memberi pelayanan dengan ikhlas dan tulus untuk masyarakat.

"Saya mencoba banyak belajar, mencoba terus menjadi pribadi yang lebih mendengarkan keluhan, lebih menghargai pendapat dan keputusan orang lain, bekerja bersama, dan itu saya kira menjadi modal utama saya bisa memberikan pelayanan yang terbaik," ujar Rivaldy.

Belajar di UGM gapai banyak pengalaman

Belajar di FKKMK UGM telah menempanya mendapat banyak pengalaman. Belajar menjadi dokter, menurut Rivaldy, belajar menjadi leader yang bertanggung jawab dan mampu memberikan keputusan yang tepat dan cepat.

Mempelajari ilmu kedokteran telah menjadikannya lebih mampu untuk bisa memahami tentang tubuhnya sendiri, orang lain, dan lingkungan. Kebiasaan-kebiasaan yang baik dan tidak baik tentunya dapat berdampak bagi kehidupan pribadi maupun lingkungan sekitar.

Meski begitu di awal-awal masa kuliah di FKKMK UGM, ia mengaku mengalami kesulitan. Bahkan, saking tidak mudahnya mempelajari ilmu kedokteran, nilainya tidak pernah stabil cenderung menurun.

"Saya pun harus rutin berkonsultasi dengan psikiater untuk menumbuhkan kembali motivasi belajar. Belajar di kedokteran sangat sulit, apalagi yang tidak minat 100 persen tentunya mengalami kesulitan juga dalam beradaptasi. Sistem belajar di kedokteran berputar dan bergerak maju sangat cepat," jelas Rivaldy.

Baca juga: Menteri Nadiem: AN Lebih Komprehensif Dibanding Penilaian Skor PISA

Kemampuan dalam berteman dan mencari koneksi, menurut Rivaldy, menjadi salah satu kunci.

Menurutnya, itu perlu dilakukan agar tetap mampu bertahan kuliah dan menunjang proses-proses belajar berikutnya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com