Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Zizi, Lulusan Termuda ITB pada Usia 19 Tahun

Kompas.com - 29/11/2023, 14:31 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Zivanka Nafisa Wongkaren merupakan wisudawan termuda dengan usia 19 tahun 1 bulan. Dia jalani wisuda pertama ITB di Gedung Sabuga, Jalan Tamansari, Bandung, pada Sabtu (28/10/2023).

Dia berhasil menamatkan pendidikan sarjananya pada Program Studi Internasional Teknik Mesin.

Rupanya, perempuan yang akrab disapa Zizi ini telah menjalani program akselarasi di setiap jenjang pendidikan yang ditempuhnya.

Baca juga: Lulus dari Undip, Marshanda Gapai IPK 3,66

Tak heran, Zizi berhasil menamatkan pendidikan SD hanya selama 5 tahun. Sementara itu, untuk bangku SMP dan SMA, dia tamatkan dalam waktu hanya 2 tahun.

Selain karena memiliki kecerdasan akademik yang tinggi dan berhasil masuk akselarasi, Zizi juga mempunyai minat terhadap kerajinan origami dan menyusun mainan lego.

Hal inilah yang menjadi sebuah dorongan baginya untuk makin berkreasi dan berinovasi.

Seiring dengan berjalannya waktu, Zizi mengaku ingin semakin menyelami dunia robotika dan mekatronika.

"Berbekal ilmu, aku membayangkan bisa membuat barang apapun yang ada di benakku. Tentunya pada usia 14 tahun, prospek pekerjaan bukan pertimbangan utama bagi aku. Namun, akhirnya aku menjatuhkan pilihan untuk menekuni Teknik Mesin karena bidang ini memberikan wawasan bermanfaat tentang sistem mekanika. Aku bisa mengkonstruksi robot-robot yang cukup unik sesuai imajinasi," kata Zizi dilansir dari laman ITB, Selasa (29/11/2023).

Menurut Zizi, ada banyak sekali jalur yang bisa dipilih ketika kuliah.

Meskipun mengambil Teknik Mesin, dia terdorong untuk memiliki kecakapan interdisipliner seperti mekatronika, kontrol, programming, dan AI.

Bicara soal tugas akhir, Zizi mengerjakan tugas akhirnya merupakan kolaborasi antara Laboratorium Dinamika FTMD ITB dengan Pusat Riset Mekatronika Cerdas LIPI BRIN.

Dia melakukan riset terkait implementasi Deep Reinforcement Learning (DRL) dalam parkir lurus mundur yang diajukan untuk kendaraan otonom.

"Selama riset ini berlangsung, aku belajar banyak hal tentang dunia AI dan reinforcement learning dalam berbagai teknis. Tugas utama aku melakukan kajian dari riset-riset terdahulu mengenai DRL dan mencoba memodifikasi dan mengimplementasikannya," jelas dia.

"Metode tersebut diterapkan ke dalam lingkungan virtual yang dipakai untuk simulasi parkir dengan ketentuan khusus," tambah dia.

Zizi menyebut Tugas Akhir (TA) sebagai representasi dari jerih payah dan kualitas seorang mahasiswa.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com