Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ary, Dua Kali Lulus Cumlaude di Indonesia dan Polandia

Kompas.com - 22/11/2023, 07:06 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bisa dua kali lulus cumlaude di kampus berbeda dan meraih IPK tinggi tidak pernah terbayang oleh alumnus Universitas Airlangga (Unair), Lalu Ary Kurniawan Hardi.

Selain dinobatkan sebagai wisudawan terbaik di Nicolaus Copernicus University, di Polandia, Ary juga berhasil lulus dengan raihan IPK sempurna yaitu 5.00. Di Polandia, untuk IPK sendiri memiliki penilaian berbeda.

Sebelumnya pada tahun 2021, Ary juga berhasil menyabet gelar wisudawan terbaik atau cumlaude dari FISIP Unair dengan raihan IPK nyaris sempurna, 3.98.

“Alhamdulillah, aku sangat senang dan tidak pernah menyangka bisa meraih gelar wisudawan terbaik untuk kedua kalinya. Aku harap prestasi ini bukan ajang untuk aku bergengsi, tapi pengingat bahwa aku punya tanggung jawab moral untuk melakukan sesuatu yang berdampak dan bermanfaat bagi masyarakat,” ungkap Ary dilansir dari laman Unair.

Baca juga: Kisah Siswa Papua Raih Beasiswa ke UGM, Ingin Bangun Tanah Kelahiran

Mahasiswa International Politics and Diplomacy itu menceritakan pengalamannya selama studi.

Ia bercerita bahwa selama proses pengerjaan tesis, ia sempat mengalami beberapa kendala. Mulanya, ia berencana untuk meneliti tentang sistem pertahanan di Indonesia terkait pengadaan alat-alat militer.

Namun, setelah mempertimbangkan beberapa hal terutama ketersediaan data, ia memutuskan untuk beralih ke topik hukum internasional.

Ia mengaku, keputusan tersebut sangat menantang dirinya karena ia harus banyak belajar tentang hukum internasional.

“Karena background aku dari Ilmu Politik, jadi aku harus berusaha keras untuk membiasakan diri dengan terminologi hukum-hukum internasional. Aku harus banyak meluangkan waktu untuk membaca buku-buku hukum internasional yang notabene penuh dengan istilah-istilah dari bahasa Yunani,” ujarnya.

Namun berkat disiplin dan kerja kerasnya, Ary berhasil merampungkan tesisnya dengan perolehan IPK sempurna.

Baca juga: Cerita Ivanna, Jadi Pengajar Bahasa Indonesia di Harvard University

Awalnya, ia sempat tidak percaya diri karena ia mendapat penguji yang berprofesi sebagai pengacara internasional. Selain itu, penelitian yang ia angkat juga penelitian multidisiplin yang menggabungkan ilmu politik dengan hukum internasional.

“Ini hal yang baru buat aku. Aku harus membaca jenis-jenis insurgency dan berbagai perspektif hukum dari berbagai macam negara. Belum lagi, di semester akhir aku juga ikut banyak kegiatan mulai dari konferensi, summer camp, dan penelitian. Jadi, sungguh menantang dan berat,” tutur lelaki asal Mataram itu.

Ary mengatakan prestasi yang ia raih tidak terlepas dari pengaruh kultur belajar di Unair. Ia mengaku, kultur belajar di Unair sangat membantu prosesnya selama menempuh studi magister.

Di Unair, mahasiswa terbiasa menerapkan kultur berani berpendapat, berpikir kritis, dan skeptis terhadap permasalahan yang ia peroleh selama berkuliah di UNAIR.

“Di Unair, aku dididik untuk jadi kritis dan aku berusaha untuk menerapkan itu di Polandia. Jika ada kelas, aku sering bertanya kepada dosen. Jadi, dosen juga senang,” kata Ary.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com