Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Galanggang Arang", Upaya Menjaga Warisan Dunia UNESCO WTBOS di Sumatera Barat

Kompas.com - 23/10/2023, 16:38 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Warisan Tambang Batu bara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada 6 Juli 2019 di Kota Baku, Azerbaijan, saat gelaran sesi ke-43 Pertemuan Komite Warisan Dunia.

Sebagai salah satu upaya menjaga kelestarian warisan budaya ini, Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan menggelar "Galanggang Arang" pada Kamis, 19 Oktober 2023, di Asrama Haji dan Fabriek Bloc, Tabing, Padang.

“Tugas kita sekarang adalah melestarikan dan menjaga WTBOS agar tetap terjaga, serta mengoptimalkan warisan ini sebagai modal penguatan ekosistem budaya dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya,” ungkap Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid melalui rilis resmi (23/10/2023).

“Rangkaian aktivasi yang dilakukan juga akan menyediakan ruang bagi keterlibatan anak-anak, pelajar, dan generasi muda karena warisan dunia ini bukan hanya milik masa lalu dan masa kini, tapi juga bagi generasi muda di masa yang akan datang,” jelas Hilmar Farid.

Galanggang Arang sendiri diambil dari kata “Galanggang” yang memiliki arti ruang, lapangan atau keramaian, sementara kata “Arang” adalah sebutan lokal untuk batu bara. Galanggang Arang memiliki arti sebagai gerakan menghidupkan semangat menggali cerita sejarah dan budaya tentang batu bara yang terpendam di Sawahlunto ini.

Menurut Hilmar, WTBOS bukan hanya sebuah situs warisan dunia. "Itu adalah jendela yang membawa kita kembali ke masa lalu, mengingatkan kita akan perjuangan orang-orang yang bekerja di bawah tanah, dan peran penting tambang batu bara dalam sejarah Indonesia," tegasnya.

"Dalam langkah menuju pelestarian warisan ini, Galanggang Arang menggabungkan elemen dialog warisan budaya, seremoni pembukaan, dan penampilan kesenian tradisional dan modern," tambah Hilmar.

Rangkaian kegiatan Galanggang Arang

Setelah pembukaan di Padang, Galanggang Arang akan menjelajahi berbagai tempat bersejarah lainnya di Sumatera Barat.

Baca juga: 10 Tempat Bersejarah di Indonesia, Ada Warisan Budaya UNESCO

Acara ini akan mencakup pameran, lokakarya, dan kegiatan yang melibatkan masyarakat setempat. Ini adalah upaya untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang warisan ini dan mendorong partisipasi aktif dalam menjaganya.

Adapun rangkaian acara ini melanjutkan aktivasi di Silo Gunung, Padang (20 Oktober 2023), lalu di Stasiun Kereta Api Padang Panjang (7-8 November 2023), di mana menampilkan galeri foto WTBOS, bazar kuliner tradisi dan UMKM, hingga pertunjukan kesenian.

Pada 10-12 November 2023, kegiatan Galanggan Arang ini juga akan digelar di Stasiun Kereta Api Kayu Tanam, yang menampilkan Batajau Layang-Layang, pertunjukan kesenian tradisi Anak Nagari, pameran WTBOS di Ruang Tunggu Stasiun, dan banyak lagi.

Gelaran berlanjut di Stasiun Pitalah-Bunga Tanjung, Stasiun Kota Solok, Stasiun Sawahlunto, Jembatan Kereta Api Ombilin Simawang, Stasiun Kacang, dan Festival Anak, sebagai acara puncak yang diselenggarakan di Halaman Rumah Gubernur.

Masing-masing pemerintah daerah di tujuh kabupaten dan kota di Sumatera Barat tersebut akan turut mendukung kegiatan aktivasi dan penguatan ekosistem kebudayaan WTBOS, yang diharapkan dapat menjadi desain besar pengelolaan pada masa yang akan datang.

Koordinator Kurator Galanggang Arang, Edy Utama, menyatakan acara ini juga merupakan cara bangsa menyaksikan kembali transformasi pengetahuan pada abad 20 karena menurut catatannya, sebelum abad ke-19, belum banyak orang Minangkabau yang bersekolah.

Tapi di awal abad 20 itu setelah kereta api beroperasi dan Belanda banyak membangun sekolah-sekolah, masyarakat Minang turut mendapatkan pendidikan yang utuh sejak adanya kereta api ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com