Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohammad Imam Farisi
Dosen

Dosen FKIP Universitas Terbuka

Menembus "World Class University" Melalui Paten

Kompas.com - 18/10/2023, 15:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

GLOBALISASI telah mengubah cara institusi pendidikan tinggi (PT) beroperasi, dan menciptakan institusi yang lebih efektif, efisien, dan akuntabel untuk meningkatkan kualitas dan daya saingnya menuju World Class University (WCU).

Ikhtiar menuju WCU telah dirumuskan pertama kali di dalam dokumen Higher Education Long Term Strategi (HELTS) 2003-2010 yang merupakan Visi Pendidikan Tinggi Indonesia dalam upaya meningkatkan peran pendidikan tinggi di Indonesia dalam konteks persaingan global sehingga mampu memperkuat daya saing bangsa.

Di dalam dokumen HELTS tersebut, dirumuskan tiga strategi utama pengembangan pendidikan tinggi, yaitu: (1) daya saing bangsa (nation's competitiveness), (2) otonomi dan desentralisasi (autonomy), serta (3) kesehatan organisasi (organizational health).

Ketiga strategi utama untuk menuju WCU tersebut merupakan satu kesatuan. Bahwa pendidikan tinggi dapat meningkatan daya saing bangsa, jika organisasi pendidikan tinggi dalam kondisi sehat dan baik, serta memiliki otonomi dalam mengelola masing-masing institusinya sehingga mampu menghasilkan lulusan bermutu tinggi, mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan, melakukan pembaruan dalam proses perkembangan budaya bangsa, serta mampu memberikan layanan yang bermutu dan bermanfaat bagi Masyarakat (Ditjendikti, 2004).

Salah satu indikator partisipasi pendidikan tinggi dalam meningkatan daya saing bangsa, yang juga merupakan salah satu indikator WCU baik versi Times Higher Education (THE) maupun Quacquarelli Symonds-World University Rankings (QS-WUR) adalah jumlah keluaran (outcomes) penelitian dan pengembangan berupa:

Pertama, publikasi pada jurnal ilmiah internasional bereputasi dan/atau publikasi pada jurnal terindeks dalam basis data internasional bereputasi; dan/atau kedua, paten rancangan dan karya teknologi yang terdaftar di HaKI secara internasional.

Kedua indikator menunjukkan reputasi akademik kualitas kinerja dan kekuatan PT dalam bidang penelitian dan pengembangan; pengaruh dan dampaknya bagi komunitas keilmuan serta bagi kemajuan pendidikan tinggi, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi secara luas.

Pada pemeringkatan WCU versi QS-WUR, 8 (delapan) kinerja PT dijadikan parameter, di antaranya adalah reputasi akademik (academic reputation) (30 persen), dan indeks sitasi atas publikasi ilmiah yang dihasilkan (citations per faculty ratio) (20 persen).

Seperti halnya pada pemeringkatan WCU versi THE, kinerja PT yang dijadikan parameter adalah research (volume, income, & reputation) (30 persen), citations (research influence) (30 persen), dan industry income (knowledge transfer) (2.5 persen).

Semua indeks pada pemeringkatan WCU versi QS-WUR maupun THE tersebut mengukur kualitas riset yang dihasilkan (termasuk publikasi dan paten yang dihasilkan), kemitraan akademik, dampak strategis, keinovatifan pendidikan, serta jumlah dan dampak riset dan inovasi yang dihasilkan terhadap pendidikan dan masyarakat luas.

Kinerja publikasi

Dalam kurun waktu 9 tahun terakhir (2014-2023), kebijakan pemerintah (Kemdikbudristek) masih difokuskan pada peningkatan jumlah publikasi pada jurnal ilmiah internasional bereputasi dan/atau publikasi pada jurnal terindeks dalam basis data internasional bereputasi.

Kebijakan ini diimplementasikan dalam bentuk: (1) persyaratan khusus bagi Dosen/Peneliti yang ingin mengusulkan kenaikan jabatan akademik sebagai Profesor, baik secara regular atau loncat jabatan; (2) kewajiban khusus tiga tahunan bagi Dosen dengan jabatan Lektor Kepala dan Profesor; dan (3) persyaratan kelulusan bagi mahasiswa program Doktor (S3).

Dampaknya memang sangat signifikan, dalam kurun waktu 1996—2022 jumlah artikel yang dipublikasikan pada jurnal bereputasi dan terindeks Scopus sebanyak 311.467 dokumen, jumlah artikel yang disitasi sebanyak 303.489 sitasi, dengan jumlah sitasi sebanyak 1.756.261 dan indeks sitasi (H-indeks) sebesar 288.

Dengan jumlah artikel dan indeks sitasi tersebut telah menempatkan Indonesia pada peringkat ke-39 dunia; peringkat ke-3 ASEAN; dan peringkat ke-9 Asia di bawah Malaysia dan Singapura.

Di Kawasan Asia terdapat 2.823 jurnal bereputasi dan terindeks Scopus yang diterbitkan oleh berbagai PT, lembaga riset dan/atau lembaga lainnya dari negara China, India, Jepang, Korea, Malaysia, Singapura, Taiwan, Thailand, Indonesia, dll.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com