Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Bullying, FSGI Minta Kemendikbud dan Pemda Lakukan Pencegahan

Kompas.com - 03/10/2023, 12:12 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kejadian perundungan (bullying) marak terjadi belakangan ini di lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi.

Akibatnya banyak siswa maupun mahasiswa yang menjadi korban bullying. Bahkan, korban ada yang sampai meninggal, karena tidak kuat dengan bullying.

Baca juga: Selama Januari-September 2023, 23 Siswa Alami Bullying, 2 Meninggal

Akibat kejadian itu, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menyampaikan keprihatinan atas sejumlah perundungan yang dilakukan anak terhadap anak di satuan pendidikan yang kian membahayakan jiwa korban.

"FSGI mendorong Kemendikbud Ristek dan pemerintah daerah (Pemda) untuk melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanganan kekerasan di satuan pendidikan atau sekolah," kata Sekjen FSGI Heru Purnomo dalam keterangan resminya, Selasa (3/10/2023).

Di antaranya, kata dia, melalui penerapan Permendikbudristek No. 46 tahun 2023 tentang pencegahan dan penanganan kekerasan di satuan pendidikan wajib diimplementasikan untuk menciptakan sekolah yang aman dan nyaman tanpa kekerasan melalui disiplin positif.

23 kasus bullying di sekolah

FSGI mencatat kasus perundungan di satuan pendidikan sejak Januari sampai Sepetmber 2023 mencapai 23 kasus perundungan di satuan pendidikan.

Dari 23 kasus tersebut, 50 persen terjadi di jenjang SMP, 23 persen terjadi di jenjang SD, 13,5 persen di jenjang SMA, dan 13,5 persen di jenjang SMK.

Baca juga: Sosok Stanley, Lulus dari Jurusan Kedokteran UB dengan IPK 3,99

"Jenjang SMP paling banyak terjadi perundungan, baik yang dilakukan peserta didik ke teman sebaya, maupun yang dilakukan pendidik," kata Heru.

Dari 23 kasus perundungan tersebut, telah memakan korban jiwa. Satu siswa SDN di Kabupaten Sukabumi meninggal setelah mendapatkan kekerasan fisik dari teman sebaya.

Lalu, satu santri MTs di Blitar (Jawa Timur) meninggal dunia usai mengalami kekerasan dari teman sebaya.

"Keduanya terjadi dilingkungan sekolah," jelas dia.

Ada juga, kata Heru, santri yang dibakar oleh teman sebaya, sehingga mengalami luka bakar serius.

Baca juga: Kasus Bullying Anak di Cilacap, Dosen UMM: Tetap Ada Pidana bagi Anak

Selain itu, juga tercatat ada 2 kasus perundungan dijenjang SD yang diduga menjadi salah satu pemicu korban bunuh diri, meskipun faktor penyebab bunuh diri seseorang tidak pernah tunggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com