Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Haffata, Lolos Beasiswa LPDP di Tengah Kesibukan Bekerja

Kompas.com - 12/09/2023, 13:24 WIB
Mahar Prastiwi,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu beasiswa favorit para mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan pendidikan di dalam negeri maupun luar negeri adalah beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Melalui beasiswa LPDP, mahasiswa bisa melanjutkan pendidikan S2-S3 baik di dalam maupun di luar negeri.

Salah satu penerima beasiswa LPDP, Wildan Haffata Yahfitu Zahra yang merupakan alumnus Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Airlangga (Unair), berbagi cerita bagaimana ia bisa lolos LPDP.

Haffata secara resmi menjadi penerima beasiswa LPDP di College of Arts and Law, University of Birmingham, United Kingdom (UK), pada Agustus lalu dan akan menjalani perkuliahan di pertengahan September 2023 mendatang.

"Saya mendapat penawaran di College of Arts and Law di jurusan Magister of Art History. Kebetulan saya memiliki minat yang besar di spesialisasi applied public history dan kampus sangat mendukung minat saya tersebut," kata Wildan Haffata Yahfitu Zahra dilansir dari laman Unair, Selasa (12/9/2023).

Baca juga: Cara Mendapatkan Beasiswa Tanpa Prestasi, Lakukan 6 Cara Ini

Lulus S1 jadi wisudawan berprestasi

Haffata sendiri tercatat sebagai peraih predikat wisudawan berprestasi tahun 2018 silam. Hal ini berkat beberapa penghargaan yang ia raih dalam ajang perlombaan nasional maupun internasional semasa studi di Unair.

Selama berkuliah di Unair Haffata sering melakukan penelitian dan publikasi pada jurnal nasional dan internasional.

Ia juga berhasil mendapatkan dana hibah penelitian dari beberapa lembaga, serta berhasil menulis buku berjudul Bara Api Kemerdekaan yang rilis tahun lalu.

Haffata kerap kali terpilih menjadi panelis di konferensi nasional maupun internasional. Seperti Historical National Conference 2021 dan International Conference on Indonesia Culture (ICONIC) 2020. Keduanya diselenggarakan oleh Kemendikbud.

Baca juga: Bank Indonesia Buka Seleksi PCPM BI 2023, Cek Syarat Nilai IPK

Tidak hanya unggul dalam akademik, Haffata juga kerap mengikuti program pengabdian masyarakat semasa kuliah melalui AUBMO.

Pengalaman tersebut banyak membantu Haffata mengenal diri sendiri, melatih team-work, dan pada akhirnya memudahkan menjawab profiling diri saat seleksi LPDP.

"Bagi saya semua aspek yang saya jalani selama studi S1 sangat membantu untuk melamar beasiswa LPDP. Saya bersyukur mendapat kelancaran selama studi, sehingga syarat indeks prestasinya mencukupi," terangnya.

Baca juga: 6 Beasiswa S1 ke Luar Negeri, Beri Kuliah Gratis dan Uang Saku

Selain aspek tersebut, tentu pengalaman yang Haffata masukkan dalam Curriculum Vitae dan personal statement juga menjadi pertimbangan pihak penyelenggara beasiswa.

Haffata juga mengamati bahwa pewawancara beasiswa LPDP memiliki ketertarikan pada proyek penelitian atau kontribusi mahasiswa terkait bidang keilmuan.

"Jika kita pernah melakukan penelitian, kita punya nilai lebih di mata penyelenggara beasiswa. Saya berterima kasih juga kepada FIB UNAIR yang dulu memberi dana hibah di tahun 2017 untuk tim saya. Sehingga, pengalaman di bidang penelitian saya bertambah," tutur Haffata.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com