Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim UGM Inovasi Kotoran Organik Jadi Briket Arang

Kompas.com - 01/09/2023, 08:54 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber UGM

KOMPAS.com - Kotoran hewan bisa dijadikan pupuk organik. Tapi, dari kotoran hewan itu juga dapat dikembangkan jadi produk lain yang bermanfaat.

Seperti yang dilakukan oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) Universitas Gadjah Mada (UGM).

Tim TTG UGM membuat inovasi dengan mengembangkan produk pupuk organik berbasis kotoran kambing dengan percepatan fermentasi 5 hari.

Inovasi ini dilakukan mengingat pupuk organik telah menjadi solusi populer dalam dunia pertanian modern.

Baca juga: Warek I: Sudah Ada Praktik di UGM Tugas Akhir Film Dokumenter

Menurut Mokhammad Fajar Pradipta, M.Eng., selaku penanggung jawab tim program pengabdian TTG UGM, tidak hanya ramah lingkungan, pupuk organik juga dinilai memiliki potensi besar dalam meningkatkan kualitas tanah dan hasil pertanian.

Sementara pertanian konvensional seringkali menggunakan pupuk kimia yang mengakibatkan menguras kesuburan tanah.

"Seiring berjalannya waktu itulah yang terjadi di pertanian konvensional, dan ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa pupuk organik semakin diminati," ujarnya, seperti dilansir dari laman UGM, Kamis (31/8/2023).

Dijelaskan, pupuk organik yang dihasilkan mampu meningkatkan struktur tanah, mempertahankan kelembaban, serta menyediakan nutrisi penting tanpa menimbulkan dampak negatif jangka panjang.

Dalam konteks ini, pupuk yang berbasis kotoran kambing pada akhirnya memiliki kandungan besar unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, serta mikroba yang bermanfaat menjadi pilihan yang menjanjikan.

"Dengan penerapan yang tepat, pupuk organik berbasis fermentasi dapat menjadi langkah penting menuju pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan," terangnya.

Baca juga: Mahasiswa UNY Inovasi Sistem Ini untuk Cegah Pencurian Ikan Kerapu

Kotoran kambing jadi briket arang

Tidak hanya itu saja, Tim TTG UGM juga mengembangkan inovasi ramah lingkungan yang lain berupa Briket Arang berbasis Kotoran Kambing.

Hal ini dikembangkan sebagai upaya menjaga keberlanjutan lingkungan dan mengurangi dampak negatif perubahan iklim.

Fajar Pradipta menjelaskan pengembangan Briket Arang berbasis Kotoran Kambing sebagai wujud implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Melalui Laboratorium (Lab) Kimia Fisik FMIPA UGM mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat Pemandatan Laboratorium dengan judul Briket Arang Berbasis Kotoran Kambing di CV. Berkat Ilahi Farm, Yogyakarta.

Adapun kotoran kambing sebagai sumber limbah organik memiliki potensi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan.

Namun melalui proses pengolahan yang tepat, kotoran kambing dapat diubah menjadi bahan baku untuk menghasilkan briket arang.

Proses ini menurutnya tidak hanya mengurangi masalah pencemaran lingkungan yang mungkin timbul dari penanganan limbah, tetapi juga mengurangi penebangan pohon untuk kayu bakar.

"Saya kira pengembangan briket arang berbasis kotoran kambing merupakan salah satu inovasi menarik," tutur dia.

Baca juga: Mahasiswa Vokasi Unair Inovasi Drone Bawah Air, Ini Kelebihannya

Tentunya dengan memanfaatkan limbah organik dan mengurangi penggunaan kayu sebagai sumber arang, maka inovasi ini jadi alternatif solusi untuk menuju kondisi ramah lingkungan dalam menghasilkan arang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com