Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warek I: Sudah Ada Praktik di UGM Tugas Akhir Film Dokumenter

Kompas.com - 31/08/2023, 13:09 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Mendikbud Ristek Nadiem Makarim beberapa waktu lalu membuat aturan terkait syarat kelulusan kuliah di jenjang S1 atau D4 tidak mewajibkan untuk membuat skripsi.

Hal itu mengacu pada Permendikbud Ristek No 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi yang dikeluarkan pada 18 Agustus 2023.

Bahkan dari Permendikbud tersebut juga dipertegas oleh Nadiem pada saat diluncurkannya Merdeka Belajar Episode Ke-26, Selasa (29/8/2023) kemarin.

Nadiem Makarim menyatakan bahwa sekarang ini skripsi bisa diganti dengan jenis atau bentuk tugas akhir lainnya. Misalnya saja proyek, prototype atau yang lainnya.

Baca juga: Nadiem Makarim: Ini Bentuk Penyederhanaan Standar Kompetensi Lulusan

Terkait hal itu, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA., memberikan tanggapannya.

Menurut Prof. Wening, di UGM sebenarnya juga sudah diterapkan bahwa mahasiswa tidak harus membuat skripsi.

"Sebetulnya di UGM sudah ada beberapa fakultas yang melakukan hal itu. Jadi bisa membuat skripsi atau tidak dengan skripsi," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (31/8/2023).

Adapun bentuk tugas akhir yang dikerjakan mahasiswa UGM ialah misalnya membuat film dokumenter atau membuat artikel untuk jurnal. Tentu semua disesuaikan dengan minat masing-masing prodi.

"Ini sudah banyak dilakukan atau dimulai sejak beberapa tahun yang lalu. Jadi dengan adanya aturan baru ini semakin membuka peluang dan kesempatan bagi prodi untuk mendefinisikan tugas akhir bagi mahasiswa itu seperti apa," terangnya.

Dikatakan Wening, tidak mewajibkan skripsi ini bisa membantu mahasiswa untuk terus melakukan banyak hal. Sebab, kini mahasiswa sudah disibukkan dengan beragam kegiatan, tugas, proyek atau sudah banyak dapat ilmu teoritis.

Intinya, lanjut Prof. Wening, mahasiswa bisa belajar dari apa saja yang mereka lihat dan pelajari di kampus bahkan di masyarakat.

Dari semua yang dipelajari itu nantinya bisa menjadi ide yang dapat dituangkan dalam satu bentuk karya.

"Skripsi ini bukan bagian dari akhir kuliah atau produk kuliah. Tapi produk dari mereka belajar bertahun-tahun di kampus itu yang dimaksud," ungkap dia.

Maka dari itu, mahasiswa tidak harus membuat skripsi. Namun bisa diganti dengan membuat film atau novel. Sehingga mahasiswa tetap dilatih untuk berpikir kritis.

Baca juga: Pakar UGM: Ini Cara Antisipasi Kekeringan di Musim Kemarau

"Jadi, sekarang mau skripsi atau tidak itu juga tergantung dari masing-masing prodi kami persilahkan," katanya.

"Intinya, meskipun tidak ada skripsi tapi mahasiswa tetap dibimbing untuk terus berpikir kritis dan menghasilkan karya. Itu poin penting dari pendidikan di jenjang S1," tandas Warek UGM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com