Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Vokasi Unair Inovasi Drone Bawah Air, Ini Kelebihannya

Kompas.com - 31/08/2023, 07:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Unair

KOMPAS.com - Biasanya, drone diterbangkan. Tapi bagaimana jadinya jika ada drone di bawah air (underwater). Hal ini yang coba dilakukan oleh mahasiswa Universitas Airlangga (Unair).

Mahasiswa Unair ini membuat inovasi drone bawah air dengan kendali jarak jauh berbasis android. Bahkan mereka berhasil mendapatkan pendanaan PKM 2023 ini.

Tim mahasiswa ini diketuai oleh Sekar Marta Pharmaningtyas dan beranggotakan Sujatmiko dan Al A’raafat Jaya Putra. Ketiganya berasal dari Prodi Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol, Fakultas Vokasi Unair.

Untuk proyek yang dikerjakan ialah bernama Drabala: Underwater Drone Kendali Jarak Jauh dengan Aplikasi Berbasis Android Guna Membantu Penelitian Biota Bawah Laut.

Baca juga: Psikolog Unair: Ini Tips Keluar dari Hubungan Toksik

Drabala sendiri dirancang menggunakan konsep hybrid aplikasi berbasis android dan Autonomous Underwater Vehicle (AUV). Fungsinya, untuk memantau dan meneliti biodiversitas sumber daya laut.

Kelebihan drone underwater mahasiswa Unair

Menurut Sekar, yang membedakan dengan drone lainnya ialah alat ini mampu menayangkan informasi visual keadaan bawah laut yang dapat dipantau secara realtime.

Yaitu, melalui aplikasi android berbentuk telemetri yang meliputi kecepatan drone, arah perjalanan drone, waktu drone menyelam, dan kedalaman drone saat menyelam.

Tak hanya itu saja, drone ini juga mampu mengambil sampel untuk penilaian kondisi terumbu karang dengan metode Underwater Photo Transect (UPT).

Hal ini bertujuan untuk mengetahui presentase karang hidup, karang mati, atau komponen abiotik lain di suatu tempat penelitian.

Pembuatan prototipe ini harapannya menjadi salah satu kontribusi dalam penanganan masalah SDGs yang tercantum pada poin ke-14, yang dapat memantau keadaan ekosistem dan biota laut.

"Sehingga, kita dapat mengkonservasi lautan, atau setidaknya 10 persen kawasan laut dan pesisir sesuai dengan hukum nasional dan internasional," ujar Sekar, dilansir dari laman Unair, Selasa (29/8/2023).

Meski demikian, mereka juga mengalami kendala dalam pembuatan drone ini. Yakni dalam mencapai fungsional saat proses pembuatan prototype. Tapi hal itu dapat teratasi dengan baik berkat konsultasi dengan dosen pembimbing.

Baca juga: Tips Lulus Wawancara Kerja, Info Webinar Unair

"Tentunya kami sangat bersyukur, senang, dan bangga dengan prestasi yang telah diraih. Ini adalah hasil kerja keras dan dedikasi kami selama berbulan-bulan mengerjakan PKM," jelasnya.

Tentu, dia dan timnya berharap proyek ini bisa berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com