Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Adib, Marbot Masjid yang Bisa Kuliah IT di Kampus Amerika

Kompas.com - 19/08/2023, 15:54 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

Sumber Kemenag

KOMPAS.com - Bisa kuliah di Amerika apalagi masuk Jurusan Ilmu Teknologi seolah tak terbayangkan oleh Khoirul Adib.

Kisah Adib, sapaan akrabnya bisa kuliah di luar negeri penuh perjuangan. Adib saat itu harus membagi waktunya antara kuliah, persiapan ke Amerika, menjadi marbot masjid dan mengurus ibunya yang sakit keras.

Mahasiswa semester 5 pada Universitas Islam Negeri atau UIN Walisongo Semarang ini sebetulnya berasal dari Tuban, Jawa Timur.

"Kuliah di Semarang bagi orang desa seperti saya sudah luar biasa, apalagi bisa belajar di jurusan teknologi," ujar Adib dilansir dari laman Kementerian Agama (Kemenag), Sabtu (19/8/2023).

Baca juga: Kisah Alfatea, Lulus Summa Cumlaude IPK 3,97 dari Kedokteran UB

Adib mengatakan dalam beberapa bulan terakhir ia harus sering bolak balik Semarang - Tuban - Semarang, menempuh jarak sekitar 280 km sekali jalan. Beruntung sudah ada jalan tol, sehingga jarak tempuh bus makin pendek, berkisar 5-6 jam.

Adib mengenang, bahwa dia sebenarnya juga mendapat tawaran untuk diterima kuliah satu semester di Columbia University, salah satu Ivy League Universities atau kampus top di Amerika.

Namun proses pendaftarannya tidak sempat ia teruskan karena sampai penutupan, dia harus merawat ibunya yang sakit keras.

Tak putus asa, Adib mencoba mencari cara lain. Saat itu ia mengetahui informasi mengenai pendaftaran MOSMA atau MORA Overseas Student Mobility Awards.

Baca juga: Kisah Kartika, Anak Tukang Bubur yang Kuliah Gratis di Kedokteran Unair

Program ini salah satu implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi luar negeri.

Adib mengaku kali pertama mendengar info MOSMA dari teman-temannya di kampus. Dia lalu mencari informasi di media online, dan mendapati penjelasan bahwa MOSMA merupakan program kerja sama Kementerian Agama dan LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan).

"Saya tertarik untuk mempelajari dan mendaftar. Lika-liku perjalanannya saya lalui untuk bisa ikut mendaftar program tersebut," kata Adib.

Ia mengatakan, tak ada salahnya anak desa sepertinya bisa bermimpi kuliah di luar negeri. Harapannya, langkahnya ini bisa membahagiakan orangtuanya.

"Ini bukan semata tentang mimpi saya, tapi juga harapan orangtua," sambungnya.

Adib mengikuti pendaftaran dan tergabung dalam kelompok S1 beserta 106 peserta lainnya saat lolos Mosma. Untungnya saat itu tes wawancara dilakukan secara daring, sehingga ia tak perlu meninggalkan sang ibu untuk ke Jakarta.

"Semua tahapan saya lalui dan pada saat pengumuman, 18 Juli 2023, ternyata nama saya dinyatakan lolos untuk bisa mengikuti program MOSMA Student Exchange di kampus ternama Amerika Serikat, Rochester Institute Of Technolgy," ujarnya. 

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com