Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepis Persepsi Negatif lewat “Mendobrak Mitos: 20 Kisah Inspiratif Pendidikan Vokasi”

Kompas.com - 06/07/2023, 11:27 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Kemendikbudristek melalui Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) merilis buku “Mendobrak Mitos: 20 Kisah Inspiratif Pendidikan Vokasi”.

Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam peluncuran buku di Perpustakaan Nasional (26/6/2023) berharap buku yang berisi kisah inspiratif dari insan vokasi dapat membangun optimisme akan masa depan kemajuan Indonesia.

“Saya mengapresiasi hadirnya buku ini karena negara kita defisit inspirasi. Orang-orang yang selama ini memiliki persepsi yang negatif tentang sekolah di SMK atau Politeknik bisa mengerti bahwa perubahan masih sedang terjadi di Indonesia,” ungkap Nadiem.

Nadiem menegaskan, perubahan secara masif pada pendidikan vokasi adalah sebuah momentum. Pasalnya, pendidikan vokasi menjadi salah satu strategi dalam pembangunan sumber daya manusia yang unggul.

Nadiem berkesempatan membaca nukilan kisah inspiratif di SMK Yapis Fakfak, Papua Barat.

Seorang siswa bernama Dermina, anak Kampung Sakartemin, Distrik Fakfak yang dengan semangat menimba ilmu untuk dapat menggeluti bidang tata busana, dan menggapai cita-cita sebagai perancang busana.

Ia meyakini, masih banyak ribuan kisah inspiratif lainnya yang tersebar di berbagai sekolah dan kampus vokasi di seluruh penjuru Tanah Air.

“Kalau kita blusukan, ada ribuan kisah-kisah yang menunjukkan keberanian, daya inovasi, serta keinginan untuk kemajuan Indonesia,” ujarnya.

Penguatan SDM lewat Vokasi

Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Kemendikbudristek, Uuf Brajawidagda mengungkapkan, pendidikan vokasi dibutuhkan untuk melakukan lompatan-lompatan ekonomi.

Baca juga: Cerita Muzammil, Pemenang Festival Vokasi AHM yang Senang Motor Jadul

 

Bahkan, negara dengan ekonomi yang maju pun adalah negara yang peduli pada pendidikan vokasi. “Seperti Singapura, memang yang terkenal adalah NTU dan NUS, tetapi Singapura juga memiliki lima politeknik yang besar," ungkap Uuf.

"Kita sudah berada di jalan yang benar, dan jenis pendidikan yang paling singkat koneksinya dengan ekonomi adalah pendidikan vokasi. Pola-pola pembelajaran di vokasi itu selaras dengan kebutuhan industri,” lanjutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com