Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen ITS: Ekoenzim Bermanfaat bagi Air Sungai yang Tercemar

Kompas.com - 05/07/2023, 15:50 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Kini, air sungai sudah banyak yang tercemar dengan sampah hingga zat-zat yang lain. Karena itu butuh upaya pencegahan dan penanganannya.

Salah satunya dengan hadirnya ekoenzim sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas air di tengah maraknya pencemaran air yang terjadu saat ini.

Berdasar Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 1990, pencemaran air merupakan masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia.

Sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Baca juga: Mobil Hemat Energi ITS Siap Mengaspal di Shell Eco Marathon 2023

Adapun pencemaran yang dimaksud tersebut dapat terjadi di berbagai tempat penampungan air, seperti danau, sungai, lautan, maupun air tanah.

Pencemaran air sebagian besar disebabkan oleh adanya limbah industri berupa bahan kimia, baik cair maupun padatan, sisa bahan bakar, serta tumpahan minyak industri.

Selain itu juga disebabkan oleh limbah pertanian seperti pestisida dan limbah rumah tangga, seperti cairan deterjen, sisa makanan, dan sayuran.

Limbah tersebut jika terus menerus menjadi sumber pencemaran, maka akan mengganggu keberlangsungan hidup manusia.

Adanya pencemaran air dapat menyebabkan penyakit diare, kolera, bahkan disentri bagi manusia. Di samping itu, pencemaran air juga merusak sistem organisme air karena berkurangnya oksigen dan menyebabkan berubahnya ekologi air.

Sebagai sebuah tindakan penanganan dan pencegahan dampak buruk dari pencemaran air, ekoenzim saat ini hadir sebagai solusi atas permasalahan tersebut.

Melansir laman Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), ekoenzim merupakan suatu enzim berupa cairan hasil fermentasi berbagai sampah organik seperti kulit buah, sayuran, ataupun biji-bijian yang telah difermentasi kurang lebih selama tiga bulan.

Baca juga: ITS Buka 2 Prodi Baru di Jalur Mandiri 2023, Ada yang Pertama di Indonesia

Menurut dosen Departemen Teknik Lingkungan ITS, Ervin Nurhayati, ST., MT., PhD., enzim yang dihasilkan dari fermentasi sampah organik tersebut merupakan sebuah katalisator yang berfungsi untuk mempercepat reaksi biokimia di air.

Dikatakan Ervin, komposisi enzim yang ada pada ekoenzim itu sendiri terdiri dari berbagai macam.

Contohnya adalah enzim lipase yang berguna untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, serta enzim amilase untuk menguraikan karbohidrat menjadi gula yang lebih sederhana.

"Komposisi yang ada pada ekoenzim itu jika dituangkan di air yang tercemar, maka akan membantu bakteri untuk menguraikan polutan secara alami," terangnya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com