Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UGM Ciptakan Aplikasi untuk Bantu Penanganan Penyakit Jantung

Kompas.com - 26/06/2023, 20:09 WIB
Valencia Putri,
Albertus Adit

Tim Redaksi

Sumber UGM

KOMPAS.com - Penyakit jantung masih tetap menjadi salah satu penyakit pembunuh utama di negara-negara maju maupun negara berkembang.

Berdasarkan laporan Global Burden of Disease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014-2019, penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukkan adanya peningkatan tren penyakit jantung, yaitu dari 0,5 persen pada tahun 2013 menjadi 1,5 persen pada tahun 2018.

Bahkan, penyakit jantung juga menjadi penyebab biaya kesehatan terbesar menurut data BPJS Kesehatan pada 2021, dengan total pembiayaan sebesar Rp 7,7 triliun.

Penyebab penyakit jantung sangat bervariasi, mulai dari faktor risiko seperti diabetes melitus, hipertensi, obesitas, dislipidemia (gangguan lemak), hingga stres fisik,

Sedang psikis akibat gaya hidup tidak sehat seperti kurangnya olahraga, konsumsi makanan berlemak berlebihan, pola istirahat yang tidak teratur, konsumsi minuman beralkohol, dan merokok.

Seperti yang dirangkum melalui laman UGM, sebagai respons terhadap masalah ini, Tim Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM telah meluncurkan aplikasi bernama Satu Jantung yang bertujuan untuk membantu penanganan kasus henti jantung.

Baca juga: Melalui KIP Kuliah, USK Beri Keringanan SPI Calon Mahasiswa Mandiri

Dr. Nurkholis Majid, M.Kes., seorang dosen dan pendiri aplikasi Satu Jantung, mengatakan bahwa dapat membantu pasien henti jantung merupakan sebuah kebanggaan baginya.

Ide pembuatan aplikasi ini muncul setelah dirinya dan istrinya, dr. Beta Ahlam Gizela, DFM, Sp. FM Subsp. FK(K), menyaksikan putra mereka mengalami serangan jantung mendadak.

Mereka tergerak untuk menciptakan alat yang dapat membantu banyak orang saat terjadi serangan jantung di tempat tanpa adanya petugas kesehatan.

Dr. Nurkholis menjelaskan bahwa fitur utama dari aplikasi Satu Jantung adalah alarm untuk pasien serangan jantung dan henti jantung yang dapat diaktifkan hanya dengan satu klik.

Selain itu, aplikasi ini juga dilengkapi dengan panduan tentang cara melakukan pijat jantung bagi penolong yang belum pernah mengikuti pelatihan. Saat ini, aplikasi ini sedang aktif dan pelatihan pijat jantung juga dilakukan untuk masyarakat umum dan mitra Gojek.

Meskipun menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Nurkholis hanya sekitar 10 dari 100 pasien henti jantung yang mendapat pijat jantung pertama dapat diselamatkan, pasien yang mendapat pijat jantung pertama memiliki kesempatan untuk selamat tiga kali lebih besar daripada yang tidak mendapat pertolongan.

Oleh karena itu, Dr. Nurkholis mengimbau untuk saling menolong dalam situasi ini dan tidak melihat fakta tersebut sebagai penghalang.

Baca juga: Psikolog Unair: Ini Tips Awal Tangani Korban Kekerasan Seksual

Dalam kerja sama dengan Perkumpulan Sinergi Sehat Indonesia dan Relawan Driver Gojek, kegiatan talkshow dan pelatihan dengan tema "Collective Care dalam Penanganan Kasus Henti Jantung pada Kelompok Relawan Driver Gojek dengan Aplikasi Android Satu Jantung 2.0" telah dilaksanakan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com