Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Negeri Gamelan di Metaverse Karya Peneliti Udinus

Kompas.com - 06/10/2022, 19:30 WIB
Angela Siallagan,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Metaverse adalah suatu teknologi Augmented Reality (AR) yang memungkinkan setiap orang untuk berinteraksi dengan orang lain secara virtual.

Saat CEO Facebook Mark Zuckerberg mengubah nama Facebook menjadi Meta yang diambil dari kata "Metaverse" pada 2021, Metaverse pun semakin menjadi perbincangan dunia.

Baca juga: 5 Jenis Pekerjaan Paling Dibutuhkan di Metaverse, Mahasiswa Harus Tahu

Di metaverse, pengguna dapat melakukan kegiatan apa saja dalam bentuk virtual seperti berkumpul atau mengadakan rapat, bekerja, bermain, mengadakan berbagai acara, mengikuti konser, berbelanja online, hingga membeli sebuah properti digital.

Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Semarang, Jawa Tengah merupakan salah satu kampus yang merespons dengan cepat rencana investasi yang besar dalam metaverse.

Pada November 2021, Rektor Udinus, Prof. Edi Noersasongko menyatakan inisiasinya untuk membentuk tim peneliti dalam rangka mendirikan Gamelan Metaverse Laboratorium.

Laboratorium riset tersebut difokuskan pada inovasi dalam pemanfaatan teknologi metaverse dalam pelestarian gamelan.

Tim peneliti negeri gamelan di metaverse dari FIK

Pada 2021, inovasi dalam pemanfaatan teknologi metaverse dalam pelestarian gamelan dimulai. Para peneliti teknologi metaverse dalam pelestarian gamelan di Udinus tersebut berasal dari Fakultas Ilmu Komputer (FIK).

Baca juga: Erick Thohir Sebut 9 Pekerjaan Bakal Hilang di 2030, Ada Pekerjaanmu?

 

Mereka terdiri dari enam orang yakni Pulung Nurtantio Aandon, Guruh Fajar Shidik, Abdul Syukur, Ahmad Zaenul Fanani, Khafiizh Hastuti, serta Arry Maulana Syarif.

Tim peneliti awalnya merumuskan pembangunan negeri gamelan virtual di metaverse melalui riset berkelanjutan.

Salah satu anggota tim yang merupakan Kepala fakultas (Dekan) FIK Udinus, Abdul Syukur menyatakan bahwa gamelan telah menjadi milik dunia dan secara resmi telah terdaftar sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) atau Intangible Cultural Heritage di UNESCO.

Oleh karena itu pembangunan negeri gamelan virtual di metaverse merupakan inovasi terciptanya wadah berkumpul bagi pemusik, peminat, dan peneliti gamelan dari seluruh dunia.

Hal tersebut digunakan sebagai sarana untuk bersosialisasi, bermusik, berdiskusi, dan beraktivitas secara virtual selayaknya di dunia nyata.

Pembangunan aplikasi dirancang melalui lima fase

Salah satu anggota tim bernama Khafiizh Hastuti, yang merupakan Kaprodi D-4 Animasi menyebutkan bahwa pembangunan aplikasi Gamelan Land, negeri gamelan virtual di metaverse dirancang melalui lima fase.

Fase pertama telah selesai dilaksanakan melalui Hibah Riset Internal Universitas Dian Nuswantoro 2021.

Baca juga: Mengapa Pasangan Selingkuh? Tim Peneliti Ungkap 8 Penyebab

Fase kedua sedang berlangsung saat ini yakni mengembangkan penelitian melalui Hibah Penelitian Terapan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) 2022.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com