Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog UGM: Ini Penyebab Masih Terjadi Kerusuhan Suporter Sepak Bola

Kompas.com - 26/07/2022, 16:43 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kerusuhan suporter sepak bola kembali terjadi di kawasan Tugu dan Gejayan Yogyakarta yang viral di media sosial (medsos) pada 25 Juli 2022.

Aksi itu terjadi sebelum pertandingan Persis Solo vs Dewa United di Stadion Moch Soebroto, Magelang saat suporter sepak bola Persis Solo melewati Yogyakarta menuju Magelang.

Baca juga: Kisah Perjuangan Anak Petani Raih Kuliah Gratis di UGM

Adanya kerusuhan supporter sepak bola itu ditanggapi oleh Psikolog UGM, Prof. Koentjoro.

Dia mengatakan tindakan anarkis maupun vandalisme yang dilakukan suporter sepak bola terjadi karena dipengaruhi oleh jiwa massa.

"Anarkisme yang terjadi pada suporter bola ini karena jiwa massa," ucap dia melansir laman UGM, Selasa (26/7/2022).

Prof. Koentjoro menyampaikan, seseorang atau individu akan bersikap berbeda saat berada di tengah massa atau gerombolan.

Ketika berada di tengah massa akan mendorong munculnya perilaku atau tindakan yang tidak akan dilakukan saat sedang sendiri.

"Jiwa massa ini timbul ketika berada diantara massa dan memunculkan perilaku aneh yang saat dia sendirian tidak akan berani melakukan hal-hal itu. Apalagi ditambah dengan mengenakan pakaian atau atribut yang kemudian menggambarkan itu adalah satu bagian," ucap dia.

Saat bersama dengan massa, sebut dia, menjadikan seseorang berani melakukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan saat sendiri.

Baca juga: Kasus Ibu Bunuh Anak Kandung, Psikolog Unair: Perlu Kesehatan Mental

Tak hanya suporter bola, hal itu juga terjadi pada kerumunan massa lainnya, seperti kampanye maupun demo.

"Misalnya saja di tengah demo atau kampanye ada pemimpin yang meneriakkan kata-kata dan melakukan gerakan tertentu secara tidak sengaja atau tak disadari akan tertular. Orang seringkali kehilangan kesadaran saat sudah berkumpul karena hipnotis lingkungan," jelas dia.

Guna mencegah kericuhan massa, dia menyebut betapa pentingnya upaya pengendalian masa.

Pengengendalian massa bisa dilakukan memecah massa dalam kelompok-kelompok lebih kecil, agar jiwa massa tidak terlalu solid.

"Penting memecah massa agar massa tidak terkonsentrasi menjadi satu," tuturnya.

Lanjut dia mengatakan, aparat keamanan dapat membuat pengaturan waktu kepulangan suporter sepak bola dalam beberapa kloter.

Selain mengatur rute untuk memecah kerumunan para suporter sepak bola.

Baca juga: Kemendikbud Akan Revisi Kesalahan dalam Buku PPKn Kelas 7 yang Beredar

"Kalau jiwa sudah dikendalikan massa itu susah apalagi kalau ada penyusup dengan tujuan tertentu, seperti adu domba atau buat konten viral. Ini mengerikan, jadi untuk mencegah kericuhan perlu memecah konsentrasi massa baik lewat pengaturan waktu atau rute," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com