Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UGM: Ini Cara Mencegah dan Mengobati Penyakit Tuberkulosis

Kompas.com - 28/03/2022, 13:31 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dosen dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Divisi Pulmonologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Sumardi mengatakan, berdasarkan data WHO 2016, 1/3 penduduk dunia sudah pernah terpapar kuman tuberkulosis (TBC).

Selain itu, Indonesia merupakan negara terbanyak kedua di dunia yang mengidap tuberkulosis.

Baca juga: Crazy Rich Jadi Pelaku Penipuan, Dosen Unair: Dunia Medsos Hanya Palsu

Sebenarnya kuman tuberkulosis ini sudah sangat berteman dengan manusia. Bahkan, tuberkulosis sudah ada sejak dahulu.

Hal tersebut diketahui dari hasil scanning mumi di Mesir yang menunjukkan adanya tuberkulosis di tulang belakang.

"Tuberkulosis bisa tersebar dimanapun di seluruh tubuh, bukan hanya di paru-paru. Namun, memang 80 persen di paru karena paru-paru merupakan sumber utama masuknya tuberkulosis," kata dia melansir laman UGM, Senin (28/3/2022).

Sumardi menyampaikan, penting untuk mengetahui perbedaan tuberkulosis dan virus Covid-19.

Adapun perbedaannya, yakni kalau tuberkulosis demamnya tidak hilang. Jadi, demam terus walaupun tidak terlalu tinggi.

Selain itu, demamnya tidak akan hilang kalau tidak diobati dengan obat tuberkulosis.

Gejala lain tuberkulosis adalah nyeri dada dan berkeringat di malam hari.

Baca juga: Kapan Pengumuman Hasil SNMPTN 2022? Ini Jadwal Resmi dari LTMPT

Sedangkan kalau virus Covid-19 varian Omicron, demamnya 2-3 hari sudah hilang.

Namun, batuknya berkepanjangan, karena ada inflamasi atau radang yang berkepanjangan di dalam saluran nafas.

Menurut Sumardi, pemeriksaan dini tuberkulosis dapat dilakukan dengan pemeriksaan Interferon-Gamma Release Assays (IGRA).

IGRA adalah pemeriksaan darah yang digunakan untuk membantu dalam diagnosis penyakit tuberkulosis.

"Kalau IGRA positif, artinya ada tuberkulosis yang aktif di dalam tubuh. Jadi, ini baru direkomendasikan oleh WHO di akhir tahun 2021," ungkap dia.

Lanjut dia menjelaskan, tuberkulosis dapat dicegah dengan memberikan vaksin BCG atau Bacillus Calmette–Guérin.

Sebenarnya, tambah dia, pemerintah Indonesia dan negara-negara lain melakukan pencegahan tuberkulosis dengan vaksinasi BCG.

Baca juga: Semua Tentang UTBK-SBMPTN 2022, Mulai Cara Daftar hingga Pusat UTBK

"Itu sejak bayi sudah dilakukan, walupun tidak mencegah 100 persen. Vaksin BCG dapat mencegah tuberkulosis yang berat (misalnya di otak dan jantung). Penularan tuberkulosis juga melalui udara, jadi pencegahannya adalah bagaimana yang batuk itu memakai masker," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com