Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impian Pelajar Tuban Peraih Beasiswa Akamigas Pertamina Rosneft

Kompas.com - 09/02/2022, 10:50 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis


KOMPAS.com - Pendidikan merupakan salah satu pilar Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) yang dilakukan Pertamina Rosneft, perusahaan patungan Pertamina Group dengan raksasa energi Rosneft asal Rusia.

Tahun ini, sebanyak 21 dari 47 pelajar Tuban penerima beasiswa Pertamina Group memasuki tahap akhir studi di program studi D-III Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas di Cepu, Jawa Tengah.

Corporate Affairs Pertamina Rosneft Yuli Wahyu Witantra melalui rilis resmi (9/2/2022) menyampaikan, para penerima beasiswa tidak perlu khawatir dengan masa depan karena setelah mereka lulus bakal langsung diserap menjadi pekerja di proyek GRR Tuban.

“Memang tujuan akhir program beasiswa tersebut adalah untuk memberdayakan anak muda
potensial yang tinggal di sekitar lokasi proyek agar memiliki kecakapan untuk menjadi pekerja
Pertamina Rosneft," jelas Yuli Wahyu.

"Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk mengembangkan dan menyerap pekerja lokal,” tegasnya.

Yuli menyampaikan, program beasiswa tersebut ditujukan untuk meningkatkan kapasitas warga di sekitar lokasi proyek agar menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di desa masing-masing.

"Hingga saat ini Pertamina Rosneft telah melibatkan 1.220 pekerja lokal dalam proses pembersihan lahan (land clearing) mulai dari tahap I sampai tahap IV," ungkapnya.

Rencana mulia Inna untuk orangtua

Salah seorang penerima beasiswa, Tin Khoirinnatul Musyarofah atau akrab disapa Inna (22 tahun) semula ingin mendaftar Sekolah Tinggi Administrasi Negara (STAN). Opsi lain, dia ingin kuliah di jurusan farmasi.

Baca juga: UT Siapkan Miliaran Rupiah Beasiswa, Rektor: Ayo Gabung lewat SNMPTN 2022

Namun warga Desa Wadung ini akhirnya memilih mengambil beasiswa D-III Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas Cepu dari PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (Pertamina Rosneft).

“Awalnya, saya ingin kuliah S1. Saya ikut tes STAN dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SBMPTN) untuk Jurusan Farmasi di Universitas Negeri Jember," ujar Ina.

"Namun musibah menerpa, yang mengubah rencana studi saya sehingga saya mengambil D-III PEM Akamigas,” tambahnya.

Di tahun 2019 kakak Inna meninggal dunia. Selepas kepergian sang kakak, Inna menjadi tumpuan harapan ayah dan ibunya yang bekerja sebagai petani dan pekerja serabutan.

Dia pun meninggalkan proses penerimaan mahasiswa di Universitas Negeri Jember, meski telah lolos SBMPTN dan bahkan sudah mendaftar ulang.

“Ketika dinyatakan lolos mendapatkan beasiswa dari Pertamina, saya memilih mengambilnya
karena saya berpikir sebagai anak satu-satunya, harapan orangtua tertumpu pada saya.
Beasiswa ini bisa mengantarkan saya untuk mewujudkan mimpi membahagiakan orangtua,”
tuturnya.

Kini setelah dua tahun berjalan, Inna tak sabar untuk mendedikasikan ilmunya kepada Pertamina Rosneft selaku pemberi beasiswa, dengan bergabung menjadi pekerja di proyek kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com