KOMPAS.com - Meski kasus Covid-19 di Indonesia mulai menurun, tetapi setiap hari masih terjadi penambahan kasus. Karena itu, masyarakat tetap diimbau untuk menerapkan protokol kesehatan.
Akan tetapi, pandemi ini tak menyurutkan semnagat para mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dalam berinovasi. Salah satunya menciptakan hand sanitizer.
Inovasi dari Unit Kegiatan Mahasiswa Penalaran dan Riset (UKMPR) Unsoed yakni hand sanitizer berbahan dasar daun mangga. Inovasi ini merupakan bagian dari kegiatan Riset UKMPR yang setiap tahun dilaksanakan.
Baca juga: Di Webinar UGM, Menkes: Akses Kesehatan Perlu Inovasi
Di mana tahun ini mengambil tema “Optimalisasi Peran Generasi milenial dalam Mewujudkan SDG’s di Era New Normal”.
Salah satu tim mahasiswa yang juga pemilik ide, Laila Septiani menjelaskan, dipilihnya daun mangga karena kurangnya pemanfaatan kembali daun mangga yang berguguran, dimana masyarakat hanya membakarnya sebagai bentuk pembersihan.
"Padahal, hal tersebut sangat berbahaya karena dapat menyebabkan polusi udara," ujar Laila seperti dikutip dari laman Unsoed, Jumat (19/11/2021).
Dijelaskan, daun mangga sendiri memiliki berbagai kandungan senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai antibakteri. Senyawa tersebut antara lain:
1. flavonoid
2. saponin
3. tanin
4. alkoloid
5. glikosida
Sementara ketua panitia Riset UKMPR, Jalalludin mengatakan, pembuatan hand sanitizer ini dibuat dengan penghancuran daun mangga Arumanis hingga berbentuk simplisia kering dengan cara dioven pada suhu 500 derajat celsius.
"Simplisia yang sudah jadi kemudian dimaserasi selama 3x24 jam dengan metanol dengan pergantian pelarut setiap harinya," terangnya.
Setelah maserasi, larutan disaring dan dimaserasi hingga memperoleh filtrat kemudian filtrat diuapkan hingga volumenya berkurang 80 persen dengan suhu 650 derajat celsius.