Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GeNose dan cePAD Bisa Jadi Andalan RI untuk Test Covid 19

Kompas.com - 29/12/2020, 14:35 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dua kampus Indonesia berhasil melahirkan terobosan dalam upaya mendeteksi kasus positif Covid-19 dengan lebih cepat. Tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat GeNose C19, sedangkan tim Universitas Padjajaran (Unpad) memproduksi alat uji Deteksi CePAD.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro melelui rilis resmi (29/12/2020) mengatakan dengan GeNose dan juga Cepad, keduanya bisa dipakai dalam proses testing, tracking, tracing dan treatment.

“Indonesia perlu mempunyai kemandirian di dalam melakukan testing dan monitoring terutama untuk skrining. Di sinilah dituntut kemampuan kita melakukan inovasi melahirkan alat yang nanti bisa melakukannya dengan waktu yang cepat, relatif nyaman, dan juga mempunyai tingkat akurasi," ujarnya.

Untuk GeNose C19, sebelum mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 24 Desember 2020, telah melewati uji coba di delapan rumah sakit.

Bahkan saat launcing kedua alat ini pada 28 Desember lalu, ada 100 unit GeNose C19 batch pertama yang akan diserahkan kepada Badan Intelejen Negara (BIN) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Baca juga: Apresiasi GeNose dan CePAD, Menristek: Ini Upaya Pemulihan Ekonomi

GeNose C19

Berbeda dengan PCR test yang membutuhkan waktu pemeriksaan lebih lama, GeNose C19 hanya membutuhkan beberapa puluh detik. Itupun, tanpa ada rasa sakit sama sekali.

Untuk hasil data yang didapatkan, hanya membutuhkan waktu dua menit. Hal ini dapat diperoleh karena alat ini menggunakan teknologi analisis data berupa Artificial Intelligence yang bisa mendeteksi partikel yang dikeluarkan pasien atau Volatile Organic Compund di orofaring atau tenggorakan.

Tingkat sensitifitas GeNose dapat mencapai 90 persen dengan tingkat akurasi 93 persen.

Meski dengan tingkat sensitifitas dan akurasi tinggi, alat ini justru dibanderol dengan biaya per test antara Rp 15 ribu sampai Rp 25 ribu dan hasil yang cepat sekitar 2 menit.

“ini adalah salah satu bukti hilirisasi inovasi alat kesehatan, karena dapat langsung menjawab kebutuhan saat ini. Harganya sekitar 62 juta rupiah, targetnya kapasitas produksi nanti per Februari 2021 diharapkan sudah mencapai lebih 10.000 unit dan siap didistribusikan ke seluruh Indonesia,” tambah Menteri Bambang.

Tes Antigen CePAD

Alat milik tim Universitas Padjajaran, CePAD juga memiliki tingkat sensitifitas tinggi mencapai 85 persen dan akurasi hingga 84 persen.

Sesuai nama dari alat ini, "Biar CePAD asal selamat" alat ini menggunakan metode mutakhir dengan deteksi antigen bukan lagi antibodi seperti yang selama ini dipergunakan.

Bahkan alat ini memiliki sistem sistem Trace (Portal CePAD ) yang memudahkan proses tracing dan tracking. Mekanisme tracing menggunakan ada barcode untuk mengaitkan NIK sehingga mempercepat aksi  penanganan orang yang positif.

Baca juga: Menristek: Kini Saatnya Inovasi Berjaya di Negeri Sendiri

“Keunggulannya, harga jauh lebih murah dari PCR Test. relatif cepat sekitar 15 menit dengan tingkat akurasi tinggi. Tentunya harus dilihat dari sensifitas dan spesifitasnya," tambahnya.

Untuk harga, Bambang menjelaskan harganya hanya Rp 120 ribu per unit. Alat Antigen Test ini juga sudah direkomendasikan WHO dan juga mendapat rekomendasi dari Perhimpunan Patologi Klinis Indonesia.

"Sudah digunakan beberapa Rumah Sakit di Jawa Barat, contohnya RS Pendidikan Unpad, Lab Kesehatan Pemprov Jabar, dan RS Sentosa Bandung,” terang Menteri Bambang.

Rencananya, melalui kerja sama demgam beberapa mitra alat ini akan diproduksi sebanyak 500 unit per bulan.

Selain itu, CePAD juga ditetapkan sebagai satu dari 27 produk inovasi hasil Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 yang dibagikan ke sekitar 15 kota atau kabupaten di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com