Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menristek: Jumlah Peneliti Indonesia Kalah dari Singapura dan Malaysia

Kompas.com - 18/11/2020, 20:33 WIB
Dian Ihsan,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jumlah peneliti di Indonesia masih sangat minim, bahkan secara jumlah masih kalah dari negara tetangga terdekat, seperti Malaysia, Singapura, dan Vietnam.

Demikian disampaikan Menristek Bambang Brodjonegoro saat acara "Anugerah Hak Kekayaan Intelektual Produktif dan Berkualitas" secara daring, Rabu (18/11/2020).

Baca juga: Subsidi Gaji Guru Honorer Hasil Sinergi 4 Kementerian dan DPR

"Padahal demi mendukung R&D (Research and Development), kita harus punya sumber daya manusia (SDM) yang cukup dari kalangan peneliti, tentunya juga yang berkualitas," ucap Bambang.

Oleh karena, dia memandang, pengembangan Indonesia yang menjadi negara berbasis ekonomi inovasi perlu waktu dan jalan yang cukup panjang.

Meski demikian, dia tetap memberikan apresiasi kepada para peneliti negeri ini, khususnya peneliti yang semangat meluncurkan jurnal ilmiah dengan standar internasional.

"Jadi memang ada semangat peneliti untuk inovasi yang berkualitas. Memang bicara publikasi jurnal, itu terlihat mereka (peneliti) yang ada di perguruan tinggi," tegas Bambang.

Dari segi kuantitas, bilang dia, jurnal yang dihasilkan sudah cukup baik. Bahkan, jumlah jurnal di negeri Garuda ini sudah cukup bersaing dengan negara tetangga di Asean.

"Namun tetap indikator yang paling utama itu adalah kualitas," tutur dia.

Dia berharap jumlah peneliti di negeri ini semakin banyak, baik yang datang dari lembaga maupun perguruan tinggi. Ketika bertambah, maka akan mendorong banyaknya inovasi yang muncul di Indonesia.

Baca juga: Posisi ASN PPPK Dibuka, Guru Honorer Bisa Tes Online Mulai 2021

"Jurnal di kita juga semakin banyak yang masuk Scopus, itu yang mendorong peneliti untuk promosikan karya yang mereka ciptakan, dan menjadi inovasi bagi mereka sendiri," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com