KOMPAS.com - Sejak zaman dahulu, masyarakat di Nusantara (Indonesia) sudah dekat dengan rempah-rempah. Bahan-bahan dapur itu juga bisa untuk pengobatan.
Jadi sebelum ada obat modern, masyarakat yang sakit pasti menggunakan rempah atau tanaman tradisional sebagai obat. Bahkan hingga kini rempah-rempah itu masih digunakan untuk obat.
"Dari zaman ke zaman, penduduk kita pasti ada yang sakit, namun selalu ada jalan penyelesaiannya," ujar Dr. Junaini Kasdan, alumnus Sastra Indonesia Universitas Airlangga (Unair) pada webinar gelaran Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia Unair, Selasa (10/11/2020).
Menurut Dr. Junaini, dalam Hadits riwayat Tarrmidzi juga disebutkan bahwa Allah selalu memberikan penawar pada penyakit, kecuali kematian.
Baca juga: Cegah Kanker Warga Pesisir Surabaya, Farmasi Unair Lakukan Hal Ini
Dalam webinar itu, Dr. Junaini menjelaskan mengenai pemanfaatan bumbu dapur dalam pengobatan Melayu.
Dia juga menyinggung perihal efektifitas dan kreatifitas masyarakat zaman dahulu dalam penggunaan rempah-rempah yang tersedia di dapur untuk pengobatan.
Tentu sebelum ada perobatan modern, dahulu dilakukan dengan tradisional dan sederhana. Kemudian era terus berlanjut, resep obat tradisional dalam tradisi lisan diwariskan pada orang terpilih, dan seiring berjalannya waktu sampailah pada tradisi tulis.
Dr. Junaini menjelaskan, terdapat manuskrip beraksara Jawi yang membahas perobatan tradisional, yakni Kitab Tib.
Secara umum, manuskrip itu membahas perihal khazanah pengobatan tradisional Melayu, jenis penyakit, ramuan, dan tatacara pembuatan hingga konsumsi.
"Dengan ilmu filologi kita dapat membaca dan menerjemahkan jenis obat-obatan tradisional dalam Kitab Tib," katanya seperti dikutip dari laman Unair, Kamis (12/11/2020).
Dalam penelitian Kitab Tib, dia menemukan enam perkara utama yang dibahas, yakni:
Ada pula 34 jenis penyakit yang dideskripsikan secara teperinci. Seperti sakit mata yang dijelaskan menjadi 12 jenis dengan obat yang berbeda.
Menurutnya, aturan pengobatan yang digunakan dokter saat ini juga mirip dengan petuah dalam Kitab Tib.
"Ketika demam kita akan diberikan obat generik, namun dahulu kala orang tua akan memberikan obat dari bumbu dapur yang tidak berefek samping," tutur Junaini yang kini menjadi dosen Universitas Kebangsaan Malaysia.
Dijelaskan, dalam Kitab Tib, bagian tumbuhan yang dimanfaatkan untuk obat, yaitu:
Sedangkan cara penggunaannya bervariasi, yakni:
Pada tumbuhan yang beracun bisa dimanfaatkan dengan menempel atau mengusap. Sebab, racun itu dapat melawan penyakit dari luar.
Baca juga: Mahasiswa Vokasi Unair Gali Info Seputar Bahasa Mandarin dan Jepang
Tak hanya itu saja, untuk batasan atau dosisnya, Junaini menjelaskan bahwa dulu pemanfaatan kunyit sebagai obat ukurannya disesuaikan jempol tangan yang mengidap penyakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.