KOMPAS.com - Sunan Giri adalah satu dari sembilan pendakwah Islam di Pulau Jawa yang dikenal sebagai Wali Songo. Dia berdakwah di daerah Gresik, Jawa Timur.
Sunan Giri lahir sekitar tahun 1442 Masehi di daerah Blambangan (ujung timur Pulau Jawa) dan memiliki nama kecil Raden Paku atau Joko Samudro.
Dia merupakan putra dari Maulana Ishaq dan Dewi Sekardadu. Ayahnya adalah ulama yang berasal dari Asia Tengah. Sedangkan ibunya putri penguasa Blambangan, Menak Sembuyu.
Baca juga: Maulana Malik Ibrahim, Wali Songo Pertama yang Sebarkan Islam di Jawa
Sewaktu kecil dia dibuang ke laut sebab dianggap berbahaya bagi kondisi kerajaan kala itu. Dari situlah dia mendapatkan nama Joko Samudro.
Ada dua versi alasan pembuangan ini. Pertama karena dianggap membawa wabah penyakit. Kedua karena disingkirkan oleh patih kerajaan karena saat dewasa akan menjadi pewaris takhta.
Sunan Giri tidak hanya berperan sebagai pendakwah Islam, tetapi dia juga ambil bagian dalam dinamika politik Nusantara kala itu dengan mendirikan Kesunanan Giri atau Giri Kedaton.
Situs Giri Kedaton ini terletak di puncak sebuah bukit dengan tanjakan tajam yang relatif curam, tepatnya di wilayah Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kebomas, Gresik.
Dalam buku Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa: Peralihan dari Majapahit ke Mataram (1985) oleh HJ de Graaf, disebutkan bahwa Giri Kedaton menjadi pusat keagamaan bagi umat Islam di Jawa Timur dan bagian Timur Nusantara pada abad ke-16 dan ke-17.
Pembangunan Giri Kedaton diperkirakan terjadi pada 1485, setelah Sunan Giri pulang menimba ilmu di Malaka.
Sebelumnya, Sunan Giri kecil yang dibuang ke laut ditemukan oleh seorang nakhoda perahu milik Nyai Gede Pinatih dari Gresik. Kemudian dia diangkat sebagai anak oleh sang nyai.
Ketika beranjak dewasa, Sunan Giri kemudian dikirim ibu angkatnya untuk berguru kepada Sunan Ampel di Surabaya. Di sana, dia menjadi murid seperguruan Sunan Bonang.
Sunan Ampel kemudian memerintahkan mereka berdua pergi ke Malaka dan menjadi murid Maulana Ishaq (ayah Raden Paku/Sunan Giri), yang memberi mereka tugas untuk menyebarkan Islam di Jawa Timur.
Baca juga: Mitos dan Fakta, Asal-usul Sunan Kalijaga...
Sekembalinya di Gresik, beberapa waktu kemudian Raden Paku menetap di gunung (dalam bahasa Jawa disebut giri) sebagai kiai besar. Dia lantas memilih nama Prabu Satmata.
Di kompleks Giri Kedaton, Sunan Giri atau Prabu Satmata juga membangun sebuah "taman sari" pada 1488, yang dahulu kala merupakan bagian dari kompleks istana raja di Jawa.
"Memiliki taman semacam itu tentu menambah wibawa dan kekuasaan pemimpin agama pertama di Giri," tulis de Graaf.