Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Cahaya di Atas Gunung Merapi, Bukan UFO melainkan Satelit

Kompas.com - 27/01/2023, 09:59 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Video pantauan Gunung Merapi pada Selasa (24/1/2023) sekitar pukul 01.24 WIB menampilkan cahaya yang melintas di atas gunung tersebut.

Di Twitter, cahaya yang melintas itu diklaim sebagai unidentified flying object (UFO) atau benda langit tak dikenal.

Lantas, benarkah cahaya di atas Gunung Merapi itu adalah UFO?

Video yang beredar valid

Video berdurasi 30 detik yang beredar di Twitter itu bukan hasil rekayasa. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso membenarkan bahwa ada cahaya yang melintas di atas Gunung Merapi.

"Sehubungan dengan beredarnya video tersebut, dapat kami sampaikan bahwa kamera CCTV Badan Geologi yang berada di Pos Jrakah (sisi barat) Gunung Merapi sempat merekam fenomena ini pada tanggal 24 Januari 2023 pukul 01.30 WIB," kata dia kepada Kompas.com, Kamis (26/1/2023).

Kendati demikian, baik BPPTKG maupun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tidak memiliki kapabilitas untuk mengidentifikasi benda langit tersebut.

Sejauh ini, Gunung Merapi memiliki aktivitas vulkanik yang cukup tinggi dan statusnya masih Siaga.

"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, tidak panik, dan selalu mengikuti informasi dari sumber yang tepercaya," pungkas Agus.

Penjelasan Pusainsa

Peneliti Pusat Sains Antariksa (Pusainsa) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang, memberikan penjelasan soal benda langit yang melintas di Gunung Merapi.

"Munculnya cahaya putih di atas Gunung Merapi pada 24 Januari 2023 dini hari itu besar kemungkinan adalah satelit FalconSAT-3 yang mengalami atmospheric reentry," jelas Andi kepada Kompas.com, Kamis (26/1/2023).

Atmospheric reentry yakni satelit itu sudah tidak aktif kemudian jatuh ke permukaan Bumi. Andi menyampaikan, dari pantauan seluruh badan antariksa di dunia, satelit ini awalnya diperkirakan akan jatuh kembali ke Bumi pada 21 Januari 2023.

"Akan tetapi, satelit usang ini masih terpantau mengorbit Bumi dengan ketinggian yang semakin rendah," tutur Andi.

Diperkirakan pada 24 Januari 2023 pukul 01.23 WIB, satelit ini memasuki ketinggian sekitar 138 kilometer dan mulai jatuh ke Bumi secara perlahan. Kelajuannya antara 40-50 km per detik atau sekitar 144.000 hingga 180.000 km per jam.

Satelit ini berada di atas perairan timur Laut Madagaskar, dekat Samudra Hindia. Adapun titik jatuhnya diperkirakan berlokasi di sekitar Samudra Hindia.

"Dari Pulau Jawa, secara kebetulan terekam oleh radar Gunung Merapi dari PVMBG. Terlihat setitik cahaya dari arah timur laut ke barat daya dan hasilnya cocok dengan perkiraan orbit dari satelit FalconSAT-3 ini," terang Andi.

Andi berpendapat agar satelit usang tersebut segera diamankan sehingga lautan yang terdampak tetap aman dan tidak tercemar pecahan satelit.

"Dan juga bisa dibawa kembali ke negara asalnya, Amerika Serikat, untuk dilakukan riset," ucapnya.

Riset perlu dilakukan agar ketika satelit usang kembali ke atmosfer Bumi tidak membawa dampak yang mengancam lingkungan hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

Hoaks atau Fakta
Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks atau Fakta
Konten Satire soal Rekonstruksi Wajah Hawa dalam Tiga Dimensi

Konten Satire soal Rekonstruksi Wajah Hawa dalam Tiga Dimensi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Raffi Ahmad Promosikan Judi 'Online'

[HOAKS] Video Raffi Ahmad Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

[HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Penayangan Episode Terakhir 'Friends' pada 2004

Kilas Balik Penayangan Episode Terakhir "Friends" pada 2004

Sejarah dan Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

Hoaks atau Fakta
Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com