KOMPAS.com - Lukisan legendaris Mona Lisa tak hanya terkenal akan ekspresi unik wajah perempuan di dalamnya, namun juga aksi pencuriannya yang menggemparkan pada 1911.
Selama dua tahun lenyap, pengusutan dilakukan kepolisian dengan memeriksa banyak orang, termasuk pada pejalan kaki, mobil-mobil di luar, hingga dalam kapal-kapal uap.
Teori-teori pun berkembang dalam masyarakat yang seakan-akan berubah menjadi komunitas detektif.
Namun, bukan upaya polisi atau detektif dadakan itu yang berhasil mengembalikan lukisan karya Leonardo Da Vinci tersebut.
Dilansir dari History.com, saat pencurian terjadi pada Agustus 1991, hampir seharian tidak ada yang tahu bahwa lukisan Mona Lisa telah dicuri dari tempatnya dipamerkan, yaitu Museum Louvre di Paris, Perancis.
Pria asal Italia yang kemudian diketahui bernama Vincenzo Peruggia (29 th saat itu), membawanya kabur pagi hari saat kondisi lengang, setelah menginap secara sembunyi-sembunyi di dalam gedung.
Dia memang salah satu pegawai Museum Louvre saat itu dan telah menjalani pemeriksaan kepolisian dua kali. Toh, dia tetap tidak dicurigai selama dua tahun.
Seorang penyair bernama Guillaume Apollinaire dan seniman Spanyol Pablo Picasso sempat dijadikan tersangka oleh polisi, namun dilepaskan karena tidak cukup bukti.
Di balik hiruk-pikuk itu, Peruggia menyimpan lukisan di tempat tinggalnya di Perancis. Setelah situasi mereda, ia hendak menjual karya Leonardo da Vinci berusia 400 tahun itu.
Kelihaian Peruggia dalam menjual lukisan curian tampaknya tidak sebaik keterampilannya dalam mengambil benda itu secara diam-diam dari Louvre.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.