KOMPAS.com - Momen pergantian tahun dari 2022 ke 2023, diwarnai informasi palsu soal bencana di media sosial.
Ada narasi mengenai tornado yang terjadi di Cilegon, Bendungan Katulampa Siaga I, hingga imbauan untuk tidak berwisata ke Anyer karena erupsi gunung berapi.
Selain hoaks bencana, masih ditemukan juga hoaks soal pembantaian kucing dan imbauan untuk tidak menggunakan earphone bluetooth di KRL.
Berikut penelusuran fakta dari beragam hoaks yang beredar di media sosial dalam satu pekan ini.
Sebuah video di Facebook menggabungkan video dan foto, kemudian menarasikannya dengan konteks yang sama sekali berbeda.
Video itu mengeklaim telah terjadi tornado di Cilegon pada Rabu (28/12/2022).
Faktanya, video itu adalah kejadian angin puting beliung di Pemalang, Tengah pada Desember 2017. Foto yang ditampilkan dalam video juga diubah dari sumber aslinya.
Foto dari pemberitaan Rabu (28/12/2022) itu merupakan kejadian angin kencang yang mengakibatkan motor tertimpa pohon tumbang.
Kata angin kencang diganti dengan tornado sehingga narasi itu tidak sesuai dengan fakta yang terjadi. Untuk membaca penelusuran fakta selengkapnya dapat dibaca di sini.
World Economic Forum (WEF) jadi sasaran hoaks. Lembaga internasional ini dinarasikan telah menyerukan pembantaian jutaan kucing dan anjing.
Alasannya, untuk mengurangi karbon yang dihasilkan dari konsumsi daging oleh hewan-hewan tersebut.
Kompas.com, Jumat (27/12/2022) menelusui kebenarannya dan ditemukan pernyataan juru bicara WEF yang membantah klaim tersebut.
Pada 2017 dan 2019, WEF memang pernah menerbitkan artikel tentang dampak lingkungan dari hewan peliharaan, termasuk pola makan mereka. Namun, WEF tidak pernah menyerukan pembantaian atau penyembelihan.
Beredar imbauan di Facebook soal penggunaan earphone bluetooth di KRL.
Dengan menyertakan video, imbauan itu menarasikan bahwa seorang pria ambruk akibat arus listrik dari kabel tegangan tinggi di jalur KRL ketika menggunakan earphone bluetooth.