KOMPAS.com - Penipu memanfaatkan kecintaan fans pada musisi atau idola tertentu dengan menjual tiket konser palsu.
Sering terjadi, para fans kehabisan tiket lantaran terlambat membeli atau tidak mendapat jatah kursi karena sudah habis terjual.
Penipu pun menggunakan kesempatan ini untuk menjual tiket dengan harga lebih mahal, tetapi tiket yang dijual palsu. Sementara, orang yang terlanjur membeli tiket tidak mendapat tempat di konser manapun.
Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan untuk menghindari penipuan tiket konser? Simak penjelasan berikut.
Pusat pelaporan penipuan dan kejahatan dunia maya Inggris, Action Fraud memetakan tanda-tanda tiket palsu atau penipuan tiket yang dilakukan melalui situs website.
Terkadang penipu membuat situs penjualan tiket mereka sendiri, yang dibuat mirip situs resmi.
Pertama yang harus dipastikan sebelum membeli tiket secara online adalah melihat detail kontak situs yang menawarkan tiket. Anda dapat mencermati nomor yang tertera dan alamat pos lengkap.
Untuk langkah lebih jauh, Anda juga bisa mengecek nomor tersebut di aplikasi database nomor kontak, seperti GetContact. Bisa juga memastikan alamat yang tertera di Google untuk melihat kecocokan antara nama perusahaan dan kantor mereka.
Berikutnya, sebelum melakukan pembayaran, pastikan alamat web dimulai dengan https. Huruf "s" pada alamat domain menandakan bahwa situs web tersebut safe atau aman.
Terakhir, pastikan penjual tiket itu merupakan vendor, promotor, agen resmi, atau beli di tempat atau venue.
Asosiasi pebisnis Amerika Serikat, Better Business Bureau, menyebut bahwa cara paling aman membeli tiket adalah dengan datang langsung ke venue penjualan tiket.
Jika Anda membeli dari perusahaan pihak ketiga, pastikan mereka adalah vendor atau reseller tiket yang bereputasi baik, bukan calo tiket.
Jika tidak ada pilihan lain dan terpaksa membeli tiket melalui sistem penukaran atau membeli dari individu, maka buat penjual tiket dapat membuktikan reputasi mereka.
Bisa melalui pengalaman menjual tiket sebelumnya, kesamaan nama pemesanan tiket dan identitas mereka, bilsa perlu telusuri aktifitas dan interaksi mereka di media sosial.
Penjual tiket di Twitter dengan follower nol atau akun yang baru dibuat tentu dapat meningkatkan kecurigaan.