KOMPAS.com - Kampanye untuk mengatasi perubahan iklim semakin lumrah ditemui dan mendapatkan banyak atensi.
Tak hanya dari yayasan atau organisasi yang fokus di bidang aktivisme saja, kampanye terkait perubahan iklim juga dilakukan oleh berbagai korporasi besar.
Meski demikian, tidak semua kampanye dari korporasi besar ternyata benar-benar berpengaruh mengurangi dampak perubahan iklim.
Dilansir dari Earth.org, greenwashing pada dasarnya adalah ketika perusahaan atau organisasi mengeluarkan lebih banyak usaha untuk memasarkan diri mereka sendiri sebagai "ramah lingkungan" daripada benar-benar meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dari aktivitas mereka.
Greenwashing adalah metode pemasaran yang "menipu" untuk mendapatkan dukungan dari konsumen yang memilih untuk mendukung bisnis yang peduli terhadap lingkungan.
Istilah "greenwashing" dipopulerkan oleh ahli lingkungan Jay Westerveld dalam sebuah esai (1986) yang mengkritik gerakan "menghemat handuk" di hotel-hotel pada masa itu.
Baca juga: 10 Mitos tentang Perubahan Iklim dan Faktanya...
Westerveld memperhatikan banyaknya limbah yang dia temukan di seluruh hotel, di mana tidak ada tanda-tanda upaya yang dilakukan untuk menjadi lebih ramah lingkungan.
Menurut dia, hotel hanya mencoba untuk mengurangi biaya dengan tidak harus mencuci handuk terlalu banyak, tetapi mencoba memasarkan hal itu sebagai ramah lingkungan.
Menurut Earth.org, alasan di balik sebuah perusahaan atau organisasi melakukan greenwashing sangat sederhana, yaitu profit.
Sebuah laporan oleh McKinsey menemukan bahwa Gen Z lebih cenderung menghabiskan uang untuk perusahaan dan merek yang dianggap peduli lingkungan.
Laporan lainnya oleh Global Corporate Sustainability Report Nielson menemukan bahwa 66 persen konsumen akan membelanjakan lebih banyak untuk suatu produk jika berasal dari merek yang sustainable.
Persentase itu melonjak menjadi 73 persen di kalangan milenial.
"Oleh karena itu, perusahaan memiliki keuntungan finansial jika mereka menjadi lebih, atau setidaknya, tampak sadar akan perubahan iklim," tulis Earth.org.
Baca juga: Kendala Finansial Jadi Tantangan Gen Z dan Milenial Hadapi Perubahan Iklim
Earth.org menyebutkan, alasan lain mengapa perusahaan terlibat dalam greenwashing adalah mereka sebenarnya tidak tahu mengenai apa yang mereka lakukan.
"Banyak perusahaan tidak memiliki keahlian untuk mengetahui apa yang benar-benar bermanfaat bagi lingkungan, dan apa yang tidak," tulis Earth.org.