KOMPAS.com - Netizen di Filipina diramaikan dengan beredarnya gambar papan harga sebuah pom bensin yang menunjukkan harga bensin murah selama masa jabatan mendiang diktator Ferdinand Marcos.
Gambar tersebut dibagikan di media sosial Facebook. Pom bensin dalam gambar merupakan milik raksasa minyak Filipina, Petron.
Dalam papan tersebut disebutkan bahwa harga bensin tanpa timbal 11,63 peso per liter, ekstra 12,20 peso perliter, dan diesel 7,83 peso perliter.
Berdasarkan penelusuran para pemeriksa fakta, narasi tersebut tidak benar karena terjadi saat Marcos sudah tidak lagi berkuasa.
Berdasarkan penelusuran cek fakta yang dilakukan AFP, hoaks tentang harga bensin lebih murah di era Ferdinand Marcos dibagikan oleh akun ini, ini, dan ini.
Unggahan tersebut muncul sebelum putra Ferdinand Marcos, yakni Bongbong Marcos, memenangkan Pemilihan Presiden pada Mei 2022 secara telak.
Ia dinilai berupaya mengembalikan kejayaan keluarga Marcos yang telah pergi dari Istana Kepresidenan Filipina selama beberapa dekade.
Sebelumnya, sang ayah, Ferdinand Marcos lengser pada 1986, setelah berkuasa sejak 1965. Ferdinand Marcos dilengserkan karena kediktatoran, korupsi dan pelanggaran HAM.
Dilansir dari AFP, faktanya gambar yang diunggah di Facebook itu diambil setelah Ferdinand Marcos dilengserkan.
Rino Abad yang merupakan Kepala Biro Manajemen Industri Minyak Departemen Energi Filipina mengatakan, harga gas yang ditunjukkan pada gambar sesuai dengan tarif antara tahun 1998 dan 1999.
"Harga-harga itu tidak pada pemerintahan Presiden Ferdinand Marcos," kata dia.
Catatan sejarah malah menunjukkan bahwa harga bensin melonjak di era kepemimpinan Ferdinand Marcos.
Sebuah studi pada 1984 oleh Fakultas Ekonomi Universitas Filipina mengatakan, harga bahan bakar melonjak di Filipina karena krisis minyak global saat itu.
"Dua kali kenaikan harga minyak dunia secara berturut-turut (1973 dan 1978), menaikkan harga minyak 16 kali lipat," disebutkan dalam laporan itu.
Marcos sendiri mengakui harga minyak yang tinggi dalam pidato kenegaraannya pada 1979.
"Kenaikan dari 14,92 dollar per barel menjadi 18,97 per barel efektif 1 Juli 1976, berarti peningkatan 27 persen. Diterjemahkan ke dalam harga domestik, ini berarti kenaikan rata-rata 20,4 persen dalam harga produk minyak bumi," kata Ferdinand Marcos
"Masa-masa sulit dan kami harus meminta pengorbanan dari semua pihak," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.