Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Beredar narasi mengenai mahalnya harga beras karena pemerintah mengekspor 2,5 juta ton ke China.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu hoaks.
Narasi soal kenaikan harga beras karena pemerintah mengekspor 2,5 juta ton ke China disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 29 Februari 2024:
Supaya rakyat Indonesia makin miskin, makin sengsara, harga beras dibikin mahal.
Rezim Jokowi akan ekspor beras ke Cina 2,5 juta ton, Teman2ku
Narasi yang beredar disertai video Ketua Komisi IV DPR Sudin yang bicara soal ekspor beras.
Berikut teks yang terera dalam video:
Astaghfirullah hal'Azim Indonesia kirim beras ke china 2,5 juta ton, sementara kita lagi langka beras mala disuruh makan singkong keladi dan sukun Ya ALLAH, ternyata rakyat prank lagi..!!!
Dokumentasi video Sudin bicara soal ekspor beras terdapat di kanal YouTube DPR RI, yang diunggah pada 1 Juli 2022.
Dalam video, Sudin kesal karena data internal Kementerian Pertanian tidak sinkron. Lantas, Sudin mengkritik rencana ekspor beras ke China di tengah ancaman krisis pangan global.
Mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo pernah bertemu dengan badan usaha milik negara (BUMN) asal China untuk membahas soal ekspor beras.
Dilansir Kompas.com, China meminta Indonesia untuk mengekspor beras sebanyak 2,5 juta ton selama setahun.
Namun, Syahrul tidak langsung menerimanya karena ada kewajiban memenuhi ketersediaan beras dalam negeri.
"273 juta (jumlah penduduk Indonesia) harus kita siapkan dulu perutnya, kemudian tentu kita bisa mengintervensi sepanjang kita cukup (ketahanan pangan)," kata Syahrul.
Sebagai konteks, harga beras di Indonesia mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah.