Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Mula Karantina, Berasal dari Bahasa Italia dan Berlaku 40 Hari

Kompas.com - 14/01/2022, 11:01 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Karantina merupakan pilihan paling rasional dan beradab ketika terjadi sebaran infeksi virus. Ini termasuk saat virus corona melanda dunia, seperti saat ini.

Karantina sudah diterapkan sejak abad pertama masehi, ketika terjadi wabah Justinian.

Secara naluriah, manusia akan menghindari individu yang terkena penyakit. Misalnya, perilaku manusia yang menghindari orang dengan penyakit kusta yang sering disebut dalam berbagai kitab.

Ada juga kebiasaan untuk mencegah menyentuh barang dari orang yang terkena penyakit, atau membakar pakaian orang yang meninggal akibat penyakit tertentu.

Wabah pes pada 541-542 masehi dikenal juga sebagai wabah Justinian. Wabah yang menyerang wilayah Mediterania ini menewaskan 30-50 juta jiwa, atau sekitar 10 persen dari populasi Konstantinopel.

Baca juga: INFOGRAFIK: Syarat dan Aturan Dispensasi Karantina

Epidemiolog Indonesia untuk Griffith University Australia, Dicky Budiman berpendapat bahwa wabah yang menyebar di kawasan Arab ini juga menuntut pemisahan antara kelompok yang masih sehat dan yang sakit.

"Ada wabah Justinian, di Arab terjadi pemisahan kelompok yang sakit dan tidak. Ini tercatat dalam sejarah," ujar Dicky kepada Kompas.com, Kamis (13/1/2022).

Sementara, istilah karantina sendiri berawal ketika terjadi pencegahan infeksi penyakit di wilayah Italia.

"Istilah karantina sendiri itu pun dari saat orang datang ke Italia yang mulai memperkenalkan masa membatasi pergerakan orang," kata dia.

Lantas, bagaimana sejarahnya?

Karantina di pelabuhan Italia

Melansir laman CDC, praktik karantina dimulai pada abad ke-14 sebagai upaya melindungi kota-kota pesisir dari epidemik.

Kapal yang tiba di Venesia, Italia dari pelabuhan yang terinfeksi diharuskan menurunkan jangkar selama 40 hari sebelum mendarat, dan orang-orang di dalamnya tetap dalam kapal.

Praktik ini kemudian disebut karantina, yang berasal dari bahasa Italia "quaranta giorni" yang berarti 40 hari.

Baca juga: Pandemi Sudah Hampir 2 Tahun, Kenapa Hoaks Covid-19 Masih Bermunculan?

Pada abad ke-16 praktik karantina semakin meluas. Beberapa daerah menerapkan pengenal atau sertifikat yang membuktikan orang tersebut tidak terinfeksi penyakit, atau dia tidak melakukan perjalanan ke wilayah wabah.

Serta ada kewajiban dari pihak pelabuhan untuk menunjukkan bukti bahwa pelabuhan bebas dari wabah.

Karantina kemudian diperluas ke penyakit lain selain wabah, seperti demam kuning, yang berkembang seiring pertumbuhan perdagangan di Amerika Serikat (AS).

Termasuk penyakit kolera, khususnya bagi mereka yang hendak melakukan perjalanan ke Mekkah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Menkominfo Bantah Apple Batal Investasi Rp 1,6 Triliun di Indonesia

[KLARIFIKASI] Menkominfo Bantah Apple Batal Investasi Rp 1,6 Triliun di Indonesia

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks Spesimen Surat Suara dan Paslon yang Bersaing di Pilkada Jatim 2024

[VIDEO] Hoaks Spesimen Surat Suara dan Paslon yang Bersaing di Pilkada Jatim 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Keliru Sebut Spotify Perlihatkan Fitur Batas Usia Pengguna

INFOGRAFIK: Konten Keliru Sebut Spotify Perlihatkan Fitur Batas Usia Pengguna

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Elkan Baggot Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas U23 Indonesia

INFOGRAFIK: Hoaks Elkan Baggot Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas U23 Indonesia

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[HOAKS] FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Sejarah dan Fakta
Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com